Sabtu, 22 Februari 2014

Pengaruh Penggunaan Model Critical Discourse Analysis (CDA) Atau Analisis Wacana Kritis dalam Pembelajaran Pembelajaran Membaca Terhadap Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas Xi Sma 5 Negeri Padang

BAB 1
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu, ke­terampilan me­nyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur, mulanya belajar menyimak, kemudian ber­bicara, membaca dan menulis. Ke­empat keterampilan itu pada dasarnya merupakan suatu kesatuan catur tunggal.
Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses berfikir yang mendasari bahasa. Bahasa seorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Ke­terampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Ini berarti pula sistem pembelajaran bahasa berubah sehingga perlu pemahaman dan penanganan yang serius, disamping perubahan pendekatan itu sendiri menuntut implementasi secara hirarkis, dalam arti bahwa pendekatan memerlukan metode, kemudian metode diimplementasikan dalam bentuk teknik. Demikian juga terhadap komponen-komponen lain seperti pe­manfaatan model pendidikan dalam sistem pembelajaran.
Pada umumnya guru pendidikan bahasa Indonesia menggunakan model meng­ajar secara konvensional, yaitu guru lebih banyak mengajarkan teori-teori, dengan model pembelajarn yang monoton dimana  siswa hanya mendengarkan, mencatat. Dalam proses belajar mengajar seperti itu hanya akan melahirkan manusia ter­didik dengan intelektual statis dan kurang kreatif. Guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat memberikan semangat baru bagi anak-anak agar dapat lebih kreatif lagi, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran sebagai alat bantu me­ngajar sehingga perubahan yang diinginkan pada siswa dapat tercapai. Ke­mampuan dalam mengembangkan model-model pembelajaran membantu guru dalam mengembangkan cara belajar yang inofatif, memilih model pembelajaran yang mendidik, mengorganisasikan model pembelajaran baik dalam tahap perencanaan maupun pelaksanaan adalah penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Melihat peningkatan mutu pendidikan, maka penggunaan model pembelajaran d tidaklah usah diragukan lagi. Kerena merupakan suatu alternatif yang harus ditempuh bila menginginkan daya serap tinggi dan mutu pendidikan yang me­­madai. Guru harus memiliki kompetensi mengajar dan mendidik yang kreatif, dan cukup waktu untuk me­nekuni tugas profesionalnya, yang mampu me­ningkatkan mutu pendidikan.
Tugas seorang guru adalah berusaha untuk mengembangkan kreativitas anak didiknya. Masalah yang sering kali dihadapi guru adalah bagaimanakah cara agar siswa lebih mudah dan cepat menerima pelajaran. Dengan demikian seorang guru harus lebih kreatif, misalnya dapat dimulai dengan cara-cara yang bisa mengajarkan murid ikut serta dan lebih aktif dalam kegiatan belajar sampai memanfatkan model-model pembelajaran yang ada. hal semacam itulah yang dapat me­ngembangkan kekreativitasan seorang anak didik dan guru. Pembelajaran me­nulis narasi di Kota Padang belum mampu meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menulis. Salah satu model yang diharapkan mampu meningkatkan ke­mampuan menulis siswa tersebut adalah model pembelajaran Critical Discourse Analysis (CDA)  atau lebih dikenal dengan analisis wacana kritis( AWK).Pengguanaan Model Pembelajan dengan menggunakan model CDA/AWK adalah suatu upaya yang diharapkan mampu merangsang pola pikir, wawasan dan penalaran siswa.model pembelajarn CDA/AWK merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu merangsang daya kritis pemikiran siswa dalam mengembangkan ide-ide tulisan dan mamapu ber­apresisasi. Dengan model pembelajaran CD/AWK siswa diharapkan terpadu di dalam mengembangkan pemikiran nya secara kritis dan analisi.model CDA/AWK  tidak lagi asing bagi siswa bagi siswa yang kritis dalam membaca novel atau cerita narasi lainnya.Maka peneliti akan berusaha me­manfaatkan model pembelajaran CDA/AWK sebagai model pembalajarna menulis. Pemanfaatan ten­tunya akan mampu menjadi sarana meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam pembalajaran bahasa Indonesia terutama dalam meningkatkan ke­mampuan menulis siswa. Adapun judul yang peneliti ambil adalah Pengaruh penggunaa  model Critical Discourse Analysis (CDA) atau analisis wacana kritis dalam pembelajaran membaca terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas XI Sma 5 Negeri Padang.
B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat di identifikasikan masalah dalam proses pembelajaran menulis narasi,pertama,bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis narasi melalui model pembelajaran Discourse Analysis (CDA) /analisis wacana kritis( AWK)?. Kedua, Bagaimanakah peningkatan kemampua menulis narasi siswa kelas XI Sma Negeri 5 Padang ditinjau dari segi kelengkapan isi karangan setelah menggunakan model pembelajaran CDA/AWK dalam pembelajaran?ketiga, Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis narasi siswa kelas XI Sma Negeri 5 Padang ditinjau dari segi ejaan dan tanda baca setelah menggunakan model pembelajaran CDA/AWK di dalam pembelajaran?
C.      Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, permasalahan penelitian ini dibatasi pada Pengaruh penggunaa  model Critical Discourse Analysis (CDA) atau analisis wacana kritis dalam pembelajaran membaca terhadap kemampuan menulis narasi siswa kelas XI Sma 5 Negeri Padang.
D.      Perumusan Masalah
kemampuan Berdasarkan batasan masalah tersebut, rumusan masalah penelitian ini ada tiga pertama,bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis narasi melalui model pembelajaran Discourse Analysis (CDA) /analisis wacana kritis( AWK)?. Kedua, Bagaimanakah peningkatan kemampua menulis narasi siswa kelas XI SMA Negeri 5 Padang ditinjau dari segi kelengkapan isi karangan setelah menggunakan model pembelajaran CDA/AWK dalam pembelajaran?ketiga, Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis narasi siswa kelas XI Sma 5 Negeri Padang ditinjau dari segi ejaan dan tanda baca setelah menggunakan model pembelajaran CDA/AWK di dalam pembelajaran.
E.       Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dikemukakan tujuan penelitian  sebagai berikut. Pertama meningkatkan kemapuan menulis narasi melalui model pembelajaran CDA/AWK siswa kelas XI Sma 5 Negeri Padang.kedua menjelaskan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas XI Sma Negeri 5 Padang,Ketiga, menganalisis hubungan kemampuan  menulis karangan narasi dengan menggunakan model pembelajaran CDA/AWK.
F.       Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan. Pertama, guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia , khususnya guru kelas XI Sma Negeri 5 Padang, sebagai informasi dalam merancang pembelajaran dalam menulis karangan narasi.  Kedua, siswa kelas XI Sma Negeri 5 Padang, sebagai informasi untuk mempelajari keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan model pembelajaran CDA/AWK. Ketiga, bagi peneliti, sebagai bahan kajian akademik dan pengetahuan lapangan. 

UNTUK mendapatkan file contoh proposal di atas bab 1 sampai bab 3 silahkan kirim inbox Anda ke sini https://www.facebook.com/orion.nadeea

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Privacy Policy

 <h1>Privacy Policy for Ujung Pena Secuil Tinta</h1> <p>At Ujung Pena Secuil Tinta, accessible from https://wigisutrisno.b...