BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bahasa
merupakan alat komunikasi antarmanusia yang satu dengan manusia yang lain.
Chaer (1988:2) mengemukakan “Fungsi bahasa yang terutama adalah sebagai alat
untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan manusia
bermasyarakat”. Jadi, bahasa adalah alat yang sangat diperlukan dalam kehidupan
sosial.
Menulis
merupakan salah satu kegiatan dalam menyampaikan suatu pesan (gagasan,
perasaan, dan informasi) secara tertulis kepada
pihak lain. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan
berbahasa setelah menyimak, berbicara, dan membaca. Dari keempat kegiatan tersebut, kegiatan menulis
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kegiatan proses
belajar siswa.
Keterampilan menulis pada
hakikatnya memproduksi kembali informasi dan ide-ide ke dalam tulisan. Dengan
menulis, seseorang dapat menggambarkan pola pikirannya dalam menuangkan
informasi dan ide-ide tersebut. Salah satu jenis tulisan yang dapat
menggambarkan cara berpikir seseorang adalah narasi. Melalui tulisan narasi
siswa dapat menuangkan daya pikirnya terhadap sesuatu yang dianggapnya benar.
Siswa akan lebih dapat menjelaskan rangkaian terhadap kebenaran yang akan
dikemukakannya. Dalam tulisan narasi, terhadap pernyataan atau pendapat
mengenai suatu hal dengan menggunakan data berupa fakta yang kronologis,
sehingga bisa dipahami oleh pembaca dengan pernyataan tersebut.
Menulis narasi merupakan kemampuan
yang harus dikuasai siswa. Hal ini disebabkan menulis narasi merupakan salah
satu meteri yang harus dipelajari siswa. Hal ini sebagai mana tercantum dalam
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) tentang keterampilan menulis.
Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan adalah keterampilan menulis
paragraf narasi. Menulis paragraf narasi diajarkan pada kelas X semester satu
dengan Standar Kompetensi (SK) mengungkapkan informasi melalui penulisan
paragraf dan teks pidato. Kompetensi Dasarnya (KD) adalah menulis gagasan untuk
mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf narasi.
Bagus tidaknya sebuah tulisan
narasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan membaca pemahaman siswa. Dari
prosesnya, membaca pemahaman dapat dibedakan antara lain: (1) kemampuan membaca
pemahaman, dan (2) teknik membaca pemahaman. Kemampuan membaca pemahaman merupakan
proses menunjang membaca pemahaman yang menarik suatu kesimpulan bahwa
kemampuan membaca pemahaman adalah membaca dengan kesanggupan atau kecakapan
seseorang dalam menerima informasi, memahami, dan mentransformasikan
bentuk-bentuk visual/memikirkan lambang-lambang bahasa ke dalam bentuk
pengertian yang mendalam, dan prosesnya disebut kemampuan. Sedangkan teknik
membaca pemahaman adalah proses membaca pemahaman tingkat pemahaman siswa yang searah
dengan prinsip-prinsip belajar yang dianut oleh para ilmu jiwa. Teknik membaca
pemahaman lebih berpengaruh terhadap tulisan narasi karena dalam tulisan narasi
dimulai dari pernyataan umum kemudian kalimat selanjutnya berusaha membuktikan
pernyataan tadi dengan menyebutkan hal-hal khusus.
Menurut Soedarso, dkk (1988:22)
membaca pemahaman memiliki langkah yaitu jangan membuat catatan dan membuat
tanda-tanda seperti garis bawah pada kata atau pada frase tertentu, karena
selesai membaca seringkali salah memilihnya. Kalau memang ada yang menarik atau
dianggap penting cukup di beri tanda silang di pinggir halaman buku,
selanjutnya di cek kembali. Berdasarkan teori ini penulis meneliti hubungan
kemampuan membaca pemahaman dengan menulis paragraf narasi.
Berdasarkan wawancara yang
dilakukan secara nonformal dengan salah seorang guru bahasa dan sastra Indonesia
di SMA Negeri 1 Sioban Kecamatan Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai, ditemui
adanya kesulitan yang dialami siswa dalam latihan menulis tulisan narasi. Yang
menjadi kesulitan utama bagi siswa dalam menulis adalah mencari ide dan
mengembangkan ide. Dari hasil wawancara, didapatkan permasalahan yang dialami
siswa dalam mengembangkan membaca pemahaman menjadi sebuah tulisan narasi. Permasalahannya
yaitu rendahnya membaca pemahaman siswa, sehingga mempengaruhi siswa dalam
menulis narasi.
Permasalahan tersebut, disebabkan
kurang minat baca siswa, sehingga mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman.
Siswa sulit dalam mengembangkan ide-ide ataupun mempertahankan pendapat. Hal
ini menyebabkan siswa kurang berminat dalam menulis narasi. Siswa juga kurang
mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, hal ini bisa dilihat
dari pilihan kata yang kurang tepat, kalimat yang kurang efektif, bahkan kurang
mampu mengembangkan ide secara teratur dan sistematis, sehingga hal tersebut
menjadi kendala dalam pembelajaran menulis.
Banyak siswa yang tidak suka
pelajaran menulis karena menganggap menulis merupakan suatu hal yang sulit,
sehingga siswa cenderung asal-asalan dalam mengerjakan latihan menulis. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, guru bidang studi telah berupaya memberikan
latihan menulis berbagai jenis tulisan sesuai dengan materi ajar namun masih
ditemui siswa yang salah dalam membaca pemahaman.
Kemampuan membaca pemahaman merupakan
kemampuan dasar yang dimiliki siswa. Hal disebabkan setiap proses kegiatan
belajar mengajar membutuhkan membaca pemahaman yang baik. Dengan kemampuan
membaca pemahaman, siswa akan melakukan suatu proses berfikir dan menghubungkan
fakta dan data yang ada sehingga pada suatu kesimpulan. Dengan adanya kemampuan
membaca pemahaman tersebut, akan berpengaruh terhadap tulisan siswa.
B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan
latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi masalah dalam
pembelajaran menulis siswa. Pertama, siswa
kurang menguasai materi pendukung sebagai modal dasar seperti ejaan, diksi dan
penyusunan kalimat secara sistematis. Kedua,
siswa sulit mengembangkan ide tulisan karena membaca pemahaman rendah. Ketiga, kurangnya minat siswa dalam
menulis narasi. Keempat, siswa kurang
berminat membaca tulisan atau karangan sehingga mengembangkan idé atau gagasan
dengan membaca pemahaman tidak bisa dilakukan siswa.
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah
tersebut, permasalahan penelitian ini dibatasi pada hubungan kemampuan membaca
pemahaman dengan menulis paragraf narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sioban
Kecamatan Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai.
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah
tersebut, rumusan masalah penelitian ini ada tiga. Pertama, bagaimanakah kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA
Negeri 1 Sioban Kecamatan Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kedua, bagaimanakah kemampuan menulis
narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sioban Kecamatan Sipora Kabupaten Kepulauan
Mentawai. Ketiga, bagaimanakah
hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan menulis narasi siswa
kelas X SMA Negeri 1 Sioban Kecamatan Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai.
E.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, dikemukakan tujuan penelitian sebagai berikut.
Pertama, menjelaskan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1
Sioban Kecamatan Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai. Kedua, menjelaskan
kemampuan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sioban Kecamatan Sipora
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ketiga, menganalisis hubungan kemampuan membaca
pemahaman dengan kemampuan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Sioban Kecamatan
Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai.
F.
Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: (1) penulis, menambah pengetahuan
dalam membaca pemahaman, (2) guru dan calon guru,
dapat menambah wawasan dan memperkaya pengajaran bahasa dan sastra Indonesia,
dan (3) penelitian ini, sebagai bahan perbandingan dan dapat melanjutkan
penelitian ini dari sudut pandang yang berbeda.
Untuk mendapatkan contoh file proposal penelitian ini secara lengkap bab 1 sampai dengan bab 3 silahkan inbok ke https://www.facebook.com/orion.nadeea