NASKAH DRAMA LAGU-LAGU BAWAH TANAH KARYA ISWADI BAHARDUR DALAM ANALISIS PENDEKATAN OBJEKTIF
A. Sinopsis
Lastri
salah seorang napi wanita yang menuntut atas kematian Ayu, adik
kandungnya. Lastri menuntut kepada pihak Arab Saudi agar kasus kematian
yang menimpa adiknya diusut namun tuntutan itu membuatnya harus
berhadapan dengan seorang nyonya Habibah yang kaya dan berkuasa. Dengan
kekayaannya itu dia menuntut balik kepada Lastri dan Lastri dituduh
mencemarkan nama baik nyonya Habibah, dia pun dijebloskan kedalam
penjara.
Penjara
telah mempertemukan Lastri dengan napi-napi wanita yang lainnya. Jeng
Asti adalah nyonya besar yang dipenjara karena membunuh dan memutilasi
suaminya yang berselingkuh dengan wanita lain disamping itu Lastri juga
mengenal Sagita, sosok tomboy, pencuri ulung yang dipenjara karena kasus
narkoba. Takdir juga mempertemukannya dengan Ratih Komalasari, Ratih
adalah artis yang sangat terkenal dia dipenjara karena mengedarkan video
mesumnya ketengah publik sekaligus kasus narkoba. Di sana dia mengenal
beberapa napi wanita lainnya seperti Dewi Sastri dan Jani. Dewi Sastri
merupakan aktivis perempuan yang dituduh menggerakan demonstrasi buruh
yang menewaskan menteri HAM dan Jani merupakan perempuan desa yang
berprofesi sebagai pelacur. Jani membunuh mucikari tempat dia bekerja
alasannya dia sakit hati karena upah yang diterimanya tidak sebanding
dengan apa yang telah dilakukannya.
di
penjara Lastri dijenguk oleh keluarganya, Ayah, Ibu juga Badai dan
Wulan. Ayah Lastri adalah ayah yang tidak bertangung jawab, marah-marah
dan kadang susah dimengerti. Dan Nirimoni ibu Lastri hanya membisu tak
mau bicara sejak mengetahui kematiaan Ayu. Disamping itu Badai adiknya
yang pergi bertahun-tahun meninggalkan rumah datang pada Lastri dengan
maksud hendak menawarkan bantuan tapi Lastri menolaknya. Penolakan Badai
juga didukung oleh Wulan. Lastri tak mau menerima bantuan adiknya. Dia
lebih memilih untuk mengusut tuntas kasus Ayu sendirian, juga kasus yang
menimpa dirinya.
Keberanian
Lastri menghadapi kasus yang menimpanya mendapat perlawanan dari nyonya
Habibah majikan yang membunuh Ayu. Dengan berbagai cara nyonya Habibah
menuntut Lastri agar tuntutannya dibatalkan tapi Lastri menolaknya
sehingga dia kembali dipenjara, dipukul dan disiksa oleh para sipir.
B. Analisis Naskah Dalam Pendekatan Pragmatik
a. tema
perjuangan Lastri dalam menuntut kasus atas kematian adiknya yang dibunuh oleh majikan.
b. latar atau setting
dalam naskah ini berlatarkan di penjara wanita lihat kutipan berikut
(pertunjukan
ini mengambil tempat di tahanan khusus wanita narapidana perempuan.
Didalam sel besar yang mampu menampung enam narapidana). Halaman 2
c. alur
alur
dalam drama ini adalah alur maju atau linear. Alur yang berlangsung
secara berkelanjutan dan memuncak. Pada babak pertama dimulai dengan
perkenalan Lastri dengan para napi di dalam sel tahanan kemudian alur
cerita dilanjutkan berikutnya yaitu pertemuan Lastri dengan keluarganya
(halaman 19) di ruang khusus tempat para napi menerima tamu selanjutnya
pada suatu peristiwa pada babak tiga Lastri juga dikunjungi oleh nyonya
Habibah bersama pengacaranya (halaman 29) di penjara dan sampailah pada
klimaksnya. Klimaks dalam drama ini yaitu pada saat Lastri mengetahui,
dan kaget bahwa ternyata yang membunuh Ayu adalah nyonya Habibah majikan
Ayu sendiri
d. penokohan
a. Lastri seorang pidana wanita ( tokoh protagonist) sosok kakak yang baik dan pemberani.
b. Badai adik Lastri yang memilih menjadi waria memiliki watak yang baik dan penolong. Halam 22 sampai 27
c. Wulan adik Badai yang membenci kakak lelakinya yang menjadi banci. Wulan sangat kasar, egois dan pemarah. Halaman 25 sampai 27
d. Nirimoni
berperan sebagai ibu yang membangun watak sabar, pasrah dan selalu
menerima apa saja yang dilakukan kepada dirinya (tokoh sederhana).
Halaman 21 dan 22
e. Abdi
adalah sosok seorang ayah yang tidak bertanggung jawab sulit
dimengerti. Dan memiliki watak yang bermacam-macaan. Kadang marah,
beringas kadang baik hati. Tokoh abdi disebut juga sebagai tokoh bulat.
Halaman 20 sampai 22
f. Jeng Asti nara pidana yang mengalami trauma. Wataknya jahat, pemarah, cerewat dan pencemooh. Halaman 10 dan 14
g. Dewi Sastri adalah sosok narapidana yang sangat dewasa berpikir rasional, dan baik. Halaman 6 dan 7
h. Sagita adalah narapidana tomboy pengedar narkoba. Pencemooh, keras kepala, pemarah. Halaman 8
i. Jani adalah wanita pelacur. Jani berwatak santai, sabar dan mau menerima kenyataan. Halaman 11
j. Ratih Komalasari merupaka artis yang pandai mempengaruhi narapidana lain
ratih komala sari:
coba
kau dengar aku perempuan ini adalah perempuan gila. Dia membunuh dan
memutilasi suaminya. Dia melakukan itu karena suaminya berselingkuh
dengan perempuan lain yang lebih muda darinya. Dia dulu adalah perempuan
yang kaya raya tetapi tidak mampu merawat diri dan menjadi istri yang
baik akhirnya suaminya selingkuh. Kebanyakan perempuan tua seperti itu.
tidak menyadari kesalahan kalau diselingkuhi. Halaman 10
k. Murti narapidana yang berwatak takut, penangis dan cengeng
l. sipir 1, 2, 3
m. nyonya Habibah tokoh jahat, cerewet merupakan tokoh antagonis
nyonya habibah:
kau
bodoh! Kau tidak akan menang melawan aku. Aku lebih kuat dan punya
kekuasaan. Kau tidak akan bisa mengalahkan aku apalagi menjebloskan aku
ke penjara kau pikir semudah itu? kau pikir hukum bisa tunduk padamu
jangan naïf anak manis, belantara hokum tidak sebersih yang kan,u kira.
Kalau aku mau bisa saja bertindak jahat maka pengadilan memutuskan bisa
saja kau dihukum gantung atau dihukum penjara seumur hidup kau tahu,
ketika seorang napi perempuan atau napi laki-laki telah didakwa hukuman
seumur hidup. Di penjara di menjadi bulan-bulanan, dissodomi, diperkosa,
disiksa, dipukuli saampai akhirnya disuntik pelan-pelan tiap hari
dengan zat yang mematikan. Kau mau merasakan itu?. halaman 32
n. pengacara nyonya Habibah. Kurang ajar nakal dan licik
e. sudut pandang
naskah drama lagu bawah tanah ini menggunakan sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga
f. gaya bahasa
gaya bahasa dalam naskah drama ini menggunakan majas metafora
lastri:
………………….ibu
sipir jangan begitu yakin kalau saya memang penipu ulung seperti yang
mereka tuduhkan mana tahu saya adalah dewi penolong (tertawa). Halaman 2
Juga terdapat gaya bahasa perumpamaan
Sagita:
Hm,.
Siapa kau? Kenapa masih semuda ini kau dijebloskan ke hotel prodeo ini?
Kau pikir di tempat ini menyenangkan?................... halaman 4
Juga terdapat majas sarkasme pada halaman 11
Gaya bahasa yang digunakan selanjutnya adalah majas ironi
Jeng asti:
Waduh,
ibu-ibu sipir yang terhormat. Ibu-ibu hebat benar ya, bisanya Cuma
menakuti anak kecil bau kencur kaya dia itu. eh bagaimana kabar baiknya
ibu-ibu sipir yang cantik? Ternyata ibu-ibu spir masih sudi ya jauh-jauh
datang ke kamar hotel prodeo yang khusus dihuni oleh nyonya besar
seperti saya?. Halaman 16
Dan menggunakan majas simile
Sipir2:
Sudah!
Diamlah kau disana. Kekerasan, rasa takut, perkelahian atau pukulan
adalah hal yang biasa di sel penjara. Layaknya makanan harian untuk
mengganjal perutmu yang lapar. Halaman 16.
g. amanat
hukum hanya untuk orang-orang yang punya kekuasaan.
Jangan pernah percaya pada suatu hal bila belum tahu kebenarannya
3. kesimpulan
Berlatarkan
tahanan penjara wanita Lastri adalah seorang kakak yang menuntut atas
kematian adiknya yang bernama Ayu. Lastri tidak menerima kematian
adiknya. Dia menuntut pihak pemerintah arab Saudi untuk mengusut tuntas
kasus itu tetapi tidak ada respon dari pihak arab Saudi tapi sayang
gugatannya membawa malapetaka ketika majikan Ayu menuntut balik pada
Lastri atas tuduhan pencemaran nama baik sehinga Lastri dipenjara. Dan
mendekap, disiksa oleh sipir-sipir yang disuap oleh nyonya Habibah atau
majikan Ayu sendiri
Dalam
menganalisis naskah ini menggunakan pendekatan objektif yaitu analisis
yang menyangkut tentang unsure instrinsik seperti tema, latar, alur,
penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar