BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Menulis
pada hakikatnya memproduksi kembali
informasi dan ide-ide ke dalam tulisan.
Dengan menulis , seseorang dapat menggambarkan pola pikirannya dan menceritakan
pengalaman yang dialami oleh seseorang kemudian menuangkan informasi dan
ide-ide tersebut dalam sebuah tulisan. Salah satu tulisan yang menggambarkan
pola pikiran dan menceritakan sesuatu hal adalah tulisan narasi atau karangan
narasi.
Menulis
karangan narasi merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa. Hal ini
disebabkan menulis narasi merupakan salah satu materi yang di pelajari oleh
siswa. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) tentang keterampilan
menulis. Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan adalah keterampilan
menulis paragraf narasi. Menulis paragraf narasi diajarkan pada kelas X
Semester 1 dengan standar kompetensi (SK) mengungkapkan informasi dalam
berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, eksopsitif). Kompetensi dasarnya (KD) adalah menulis
gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf
naratif (Depdiknas, 2006 : 333).
Sesuai
dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini, siswa
di tuntut lebih aktif dalam proses pembelajaran. Hal yang dapat menunjang dalam
proses pembelajaran agar tidak membosankan salah satunya dengan pemilihan
teknik pembelajaran yang tepat yang diterapkan oleh guru mata pelajaran, khususnya
guru bahasa Indonesia. Dalam menulis narasi siswa harus mampu bernalar dengan
baik karena pemakaian pola penalaran berkaitan erat dengan kemampuan
mengembangkan tulisan.
Bagus
tidaknya sebuah tulisan narasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan bernalar siswa.
Dari prosesnya penalaran dapat dibedakan atas
(1) penalaran induktif , dan (b) penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus, dan
prosesnya disebut induksi. Sedangkan
penalaran deduktif adalah proses
penalaran yang bertolak dari satu proposisi yang sudah ada menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu
kesimpulan. Penalaran induktif sangat
berpengaruh terhadap tulisan narasi .
Berdasarkan
wawancara yang dilakukan secara formal dengan salah satu guru bahasa dan sastra
Indonesia di SMA Negeri 1 Rao Kabupaten
Pasaman, ditemui adanya kesulitan yang dialami oleh siswa dalam latihan menulis
karangan Narasi. Yang menjadi kesulitan utama
bagi siswa dalam menulis adalah mencari ide dan mengembangkan ide . dari
hasil wawancara, didapatkan permasalahan yang dialami siswa dalam mengembangkan
penalaran menjadi sebuah tulisan narasi.
Permasalahannya yaitu rendahnya daya
nalar siswa, sehingga mempengaruhi siswa dalam menulis karangan narasi.
Permasalahan tersebut,
disebabkan kurangnya minat baca siswa, sehingga mempengaruhi kemampuan
bernalar. Siswa kesulitan dalam menemukan ide-ide dan menceritakan suatu pengalaman tertentu.
Hal ini menyebabkan siswa kurang berminat dalam menulis karangan narasi. Siswa
juga kurang mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, hal ini
bisa dilihat dari pilihan kata yang kurang tepat, kalimat yang kurang efektif,
bahkan kurang mampu dalam mengembangkan ide secara teratur dan sistematis,
sehingga hal tersebut menjadi kendala dalam pembelajaran menulis.
Banyak siswa
yang tidak menyukai pelajaran menulis karena mereka menganggap bahwa menulis
adalah hal yang sulit, sehingga siswa cenderung asal-asalan dalam mengerjakan
latihan menulis. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru mata pelajaran
telah berupaya memberikan latihan menulis berbagai jenis tulisan sesuai dengan
materi ajar namun masih ditemui siswa
yang salah dalam bernalar atau pun tidak luas dalam mengembangkan
penalaran.
Kemampuan
bernalar merupakan kemampuan dasar yang penting dimiliki siswa. Hal ini
disebabkan setiap proses kegiatan belajar mengajar membutuhkan penalaran yang
baik. Dengan kemampuan bernalar, siswa akan melakukan suatu proses berfikir dan
menghubungkan fakta dan data yang ada sehingga sampai kepada suatu kesimpulan.
Akhadiah, dkk.
(1998 : 43) menyatakan bahwa dalam menulis tidak dapat dipisahkan dari proses
pemikiran atau penalaran khususnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia,
empat aspek keterampilan berbahasa pun melibatkan aspek bernalar. Kemampuan
bernalar memiliki hubungan dengan kemampuan menulis karangan narasi., karena
dalam menulis karangan narasi siswa harus mampu menceritakan urutan kejadian
secara kronologis tentang sesuatu hal dan siswa harus mampu mengembangkan
penalarannya untuk mengungkapkan hal tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut, dapat di identifikasikan masalah dalam
pembelajaran menulis siswa. Pertama, siswa kurang menguasai materi
pendukung sebagai modal dasar seperti
ejaan, diksi dan penyusunan kalimat secara sistematis. Kedua, siswa sulit
mengembangkan ide tulisan karena daya nalar yang rendah. Ketiga, kurangnya
minat siswa dalam menulis karangan narasi. Keempat, siswa kurang berminat
membaca tulisan atau karangan sehingga mengembangkan ide atau gagasan dalam
penalaran induktif.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah tersebut, permasalahan penelitian ini dibatasi pada
hubungan kemampuan penalaran induktif dengan kemampuan menulis karangan Narasi
siswa kelas X SMA Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan
batasan masalah tersebut, rumusan masalah penelitian ini ada tiga. Pertama,
bagaimanakah kemampuan penalaran induktif siswa kelas X SMA Negeri 1 Rao.
Kedua, bagaimanakah kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X Negeri 1
Rao. Ketiga, bagaimanakah hubungan kemampuan penalaran induktif dengan kemampuan
menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rao.
E.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, dikemukakan tujuan penelitian sebagai berikut. Pertama, menjelaskan
kemampuan penalaran induktif siswa kelas X SMA Negeri 1 Rao. Kedua, menjelaskan
kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rao. Ketiga,
menganalisis hubungan kemampuan
penalaran induktif dengan
kemampuan menulis karangan narasi siswa SMA Negeri 1 Rao.
F.
Manfaat
Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan.
Pertama, guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia , khususnya guru kelas X
SMA Negeri 1 Rao, sebagai informasi dalam merancang pembelajaran dalam menulis
karangan narasi. Kedua, siswa kelas X
SMA Negeri 1 Rao, sebagai informasi untuk mempelajari keterampilan menulis
karangan narasi dan meningkatkan kemampuan penalaran induktif yang baik dalam
menulis. Ketiga, bagi peneliti, sebagai bahan kajian akademik dan pengetahuan
lapangan.
Untuk mendapatkan contoh file proposal penelitian ini secara lengkap bab 1 sampai dengan bab 3 silahkan inbok ke https://www.facebook.com/orion.nadeea
Tidak ada komentar:
Posting Komentar