BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Yunus, 2003: 13).
Menulis termasuk salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Orang tidak mungkin
menjadi penulis yang baik bila sebelumnya tidak memiliki kemampuan menyimak dan
membaca yang baik. Dengan kata lain, kegiatan dan kemampuan menyimak dan
membaca merupakan modal dasar bagi kegiatan menulis.
Terampil menulis tidak mudah untuk dicapai oleh
penulis karena penulis dituntut untuk menyampaikan gagasan sebaik-baiknya
dengan menggunakan keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan yang
menggunakan ejaan, tanda baca, pembentukan kata, pemilihan kata dan penggunaan
kalimat efektif, sehingga nantinya gagasan tersebut dapat dipahami oleh
pembaca. Jika pembaca tidak dapat memahami gagasan yang disampaikan penulis
berarti penulis belum terampil menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah.
Hal ini disebabkan karena banyak hal yang mempengaruhinya. Disamping menuntut
kemampuan berpikir, menulis juga melibatkan keterampilan, sikap, dan
pengetahuan. Graves (Yunus, 2003: 14) mengatakan bahwa seseorang enggan menulis
karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan
merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Alas an ketidaktahuan ini seringkali
dilontarkan oleh siswa atau mahasiswa karena tidak tahu dasar-dasar menulis,
kurang terlatih, sulit mencari pengembangan ide, lemah retorika, dan miskin
wawasan bidang tulis-menulis. Seorang penulis harus menguasai permasalahan yang
hendak ditulisnya. Disamping itu, juga dituntut kemampuan mengembangkan
permasalahan tersebut dengan cara yang baik dan benar.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan
berbahasa yang sangat penting bagi siswa, baik selama mereka mengikuti
pendidikan diberbagai jenjang dan jenis sekolah ataupun dalam kehidupannya di
masyarakat. Keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di
sekolah banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam menulis. Oleh karena itu,
keterampilan menulis tidak boleh diabaikan dan harus mendapat perhatian sejak
dini, agar setiap siswa mempunyai kebiasaan menulis dengan baik.
Salah satu keterampilan berbahasa yang dituntut
dalam kurikulum, baik kurikulum terdahulu, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekarang adalah keterampilan
menilis. Menulis merupakan salah satu medium yang sangat penting untuk
mengekspresikan pikiran seseorang kepada orang lain. Dalam Kurikulum Tingkat
Satuan pembelajaran (KTSP) SLTP yang diberikan pada kelas VII dicantumkan
rumusan standar kompetensinya adalah mampu mengungkapkan berbagai informasi
dalam bentuk narasi dan pesan singkat.
Bentuk keterampilan menulis yang diajarkan kepada
siswa adalah menulis karangan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan
persuasi. Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk memilih karangan narasi
karena sebagian besar tulisan adalah karangan narasi. Buku-buku seperti
majalah, artikel, surat kabar, karya sastra, komik dan cerita merupakan contoh
narasi. Di samping itu, pengetahuan dan pemahaman keterampilan mengenai tulisan
narasi selalu diujikan dalam setiap ujian akhir nasional. Oleh karena itu,
sangat diperlikan keterampilan serta pengetahuan dalam menulis karangan narasi.
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kegiatan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran Bahasa Indonesia
secara garis besar terbagi tiga yaitu (1) alat bantu pandang dengar (audio
visual aids), (2) alat bantu pandang (visual aids), dan (3) alat bantu dengar
(audio aids).
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk
mengetahui kemampuan siswa kelas VII SMPN 1 Basa Ampek Balai Tapan dalam
menulis karangan narasi dengan teknik reka cerita gambar. Alas an penulis
meneliti penggunaan teknik reka cerita gambar karena dari gambar tersebut siswa
dapat menulis dengan cepat berdasarkan gambar yang dilihat.
B.
Identitas
Masalah
Berdasarkan latar belakang, diidentifikasikan
masalah mengenai kurangnya respon siswa dalam menulis sebuah karangan apabila
tidak disertai dengan teknik dan media, sehingga minat siswa dalam menulis
karangan narasi menjadi kurang. Kurangnya minat siswa untuk menulis terlihat
dari sulitnya dalam mengembangkan ide. Untuk itu, mengembangkan kebiasaan mengarang
yang akurat, singkat, jelas dan menarik akan lebih mudah ddilakukan dengan
menggunakan teknik reka cerita gambar. Karangan siswa akan lebihterfokus,
terarah, dan tidak mengambang. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis
ingin mengetahui kemampuan siswa kelas VII
SMPN 1 Basa Ampek Balai Tapan dalam Menulis Karangan Narasi dengan Teknik Reka Gambar.
C.
Pembatasan
Masalah
Banyak aspek yang dapat dinilai dari kegiatan
menulis karangan narasi seperti tema, alur, penokohan, pusat pengisahan, latar dan
lain-lain. Teknik yang digunakan bervariasi dan beranekaragam seperti teknik
karangan bersama, teknik reka cerita gambar, meniru model, dan sebagainya. Pada
penelitian ini penulis membatasi aspek penelitian pada kemampuan menulis
karangan narasi dengan teknik reka cerita gambar ditinjau dari segi alur,
latar, dan pusat pengisahan pada siswa kelas VII SMPN 1 Basa Ampek Balai Tapan Pesisir Selatan.
D.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang
telah dikemukakan di atas. Masalah yang diungkapakan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, yaitu “Bagaimanakah kemampuan menulis
narasi dengan teknik reka cerita gambar
siswa kelas VII SMPN 1 Basa Ampek
Balai Tapan Pesisir Selatan ditinjau dari segi alur, latar dan pusat
pengisahan?”.
E.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini
bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan kemampuan siswa memahami alur cerita dalam
menulis karangan narasi dengan teknik reka cerita gambar, (2) mendeskripsikan
kemampuan siswa memahami latar cerita dalam menulis karangan narasi dengan
teknik reka cerita gambar, dan (3) mendeskripsikan kemampuan siswa memahami
pusat pengiasahan dalam menulis karangan narasi dengan teknik reka cerita
gambar.
F.
Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi betrbagai pihak. Dari guru bidang studi Bahasa dan Satra Indonesia,
sebagai masukan untuk meningkatkan pembelajaran menulis, agar siswa mereka
nantinya memiliki keterampilan menulis karangan. Bagi peneliti, sebagai bahan
kajian akademik dan bekal pengetahuan lapangan. Bagi peneliti lain, sebagai
informasi yang hendaknya dijadikan sebuah permasalahan untuk ditindaklanjuti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar