Sabtu, 22 Februari 2014

Analisis Cerpen Si Malanca Dengan Menggunakan Pendekatan Pragmatik



ANALISIS CERPEN SI MALANCA
A. SINOPSIS
Malanca adalah seorang petani yang hidup dinegeri kerajaan di daerah riau johor. Pada saat itu kerajaan mengalami masa resesi disebabkan ekspor kerupuk kulit tidak lagi laku di pasaran karena dicemari oleh orang-orang yang iri. Mengatasi hal itu putri kerajaan berencana membuat kerupuk jengkol dan menjualnya tetapi untuk membuat kerupuk jengkol dibutuhkan minyak goreng sedangkan minyak goreng sangat susah  diproduksi, karena tanaman kelapa rakyat diserang hama. maka dicanangkan kepada seluruh masyarakat untuk memberikan sebotol bir minyak goreng kepada kerajaan tapi karena ulah si Malanca yang memberikan ide kepada istrinya untuk membawa air mentah saja kekerajaan dan sarannya itu juga diturutkan oleh yang lainnya sehingga bukan minyak yang terkumpul tetapi malah air. Mengetahui hal itu raja menjadi bertambah sakit dan parah. Untuk mengobati raja maka disuruhlah punggawa istana untuk memanggil Malanca. Mungkin raja butuh hiburan karena selama raja sakit Malancalah yang mengibur raja. Malanca datang keistana dengan membawa ketakutan karena telah memberikan ide yang menyebabkan tidak terkumpulnya minyak goreng. Ketika raja yang memang secara kebetulan menanyakan hal itu si Malanca malah menuduh tukang canang yang salah memberikan informasi kepada rakyat sehingga raja memutuskan untuk menghukum si tukang canang dan si malanca terbebas dari hukuman.
B. Analisis Cerpen Si Malanca Dengan Menggunakan Pendekatan Pragmatik
Cerpen malanca merupakan cerpen yang bercerita tentang kehidupan seseorang  yang bernama Malanca di sebuah kerajaan di negeri Riau Johor. Cerpen ini menyinggung tentang kehidupan social dan politik. Cerpen ini seolah menggambarkan kepada pembaca bahwa buruknya suatu system kerajaan yang dengan seenaknya berbuat semaunya disamping itu juga terdapat nilai moral yang tidak baik. Pembaca dihidangkan dengan situasi dimana seseorang boleh berbohong untuk melindungi dirinya yang nyata-nyata telah melakukan kesalahan dan berusaha melemparkan kesalahanya kepada orang lain dengan kata lain lempar batu sembunnyi tangan (baca Si Malanca dalam kumpulan cerpen Harris Effendi Thahar halaman 138-139) suatu sikap yang tidak patut di contoh. Ada hal lain yang digambarkan didalamn cerpen ini seperti yang terjadi pada raja dan menterinya, sang raja dengan enaknya berkata kasar kepada menterinya kemudian para menteri seperti saling menjatuhkan dan saling merasa diremehkan satu sama lain antara sesama menteri. Pada hakikatnya cerpen Malanca bersaha menggambarkan kehidupan suatu negeri kerajaan yang mengalami suatu permasalahan sosial. Tapi yang paling menarik dari cerpen ini yaitu cerita dikemas begitu teratur dan pengarang berusaha menyampaikan suatu masalah politik, dimana para menteri saling meremehkan. Bila cerpen ini diletakkan di masa sekarang ini maka cerpen ini secara tersirat memberitahukan kepada pembaca agar tidak mau di perlakukan semaunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Privacy Policy

 <h1>Privacy Policy for Ujung Pena Secuil Tinta</h1> <p>At Ujung Pena Secuil Tinta, accessible from https://wigisutrisno.b...