Pendekatan Dalam Kritik Sastra
BEBERAPA PENDEKATAN PENGKAJIAN SASTRA
1. Ragam sastra sangat banyak dan berkembang secara dinamis.
Kondisi-kondisi perkembangan tersebut memerlukan cara pemahaman yang
berbeda-beda.
2. Kesulitan dalam memahami gejala sastra memicu para ilmuwan untuk
menemukan berbagai cara sebagai pendekatan yang baru. Dengan kata lain,
gejala sastra memunculkan hadirnya sejumlah masalah yang baru yang
menarik dan perlu dipecahkan).
MACAM-MACAM PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN SASTRA
1. Pendekatan mimetik
2. Pendekatan ekspresif
3. Pendekatan pragmatik
4. Pendekatan objektif
5. Pendekatan struktural
6. Pendekatan semiotik
7. Pendekatan sosiologi sastra
8. Pendekatan resepsi sastra
9. Pendekatan psikologi sastra
10. Pendekatan moral
11. Pendekatan feminisme
Dasar Perkembangan Pendekatan Pengkajian Sastra Dirumuskan dari Pendekatan Abrams
• Karya Sastra
• OBJEKTIF
• Semesta/
• Kenyataan
• MIMETIK
• Pencipta/
• Pengarang
• EKSPRESIF
• Pembaca
• PRAGMATIK
1. PENDEKATAN MIMETIK
Pendekatan yang berupaya memahami hubungan karya sastra dengan
realitas/kenyataan (berasal dari kata mimesis (bahasa Yunani) yang
berarti tiruan)
Realitas: sosial, budaya, politik
Karya Sastra
Pendekatan Mimetik (lanjutan)
• Kelemahan : sering dilakukan pembandingan langsung antara realitas
faktual (riil) sehingga hakikat karya sastra yang fiktif imajiner
sering dilupakan
• Perkembangan selanjutnya : PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA
2. PENDEKATAN EKSPRESIF
Pendekatan yang memfokuskan perhatiannya pada sastrawan sebagai pencipta atau pengarang karya sastra
Pengarang Karya Sastra
ide, gagasan, emosi,
pengalaman lahir batin
PENDEKATAN EKSPRESIF (lanjutan)
• Kelemahan : cenderung menyamakan secara langsung realitas yang ada
dalam karya sastra dengan realitas yang dialami sastrawan atau pengarang
• Perkembangan selanjutnya : PENDEKATAN SOSIOLOGI PENGARANG
3. PENDEKATAN PRAGMATIK
• Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca
• Karya sastra pembaca
• Kelemahan: cenderung menilai karya sastra menurut keberhasilannya dalam mencapai tujuan tertentu kepada pembaca
• Perkembangan selanjutnya: RESEPSI SASTRA
4. PENDEKATAN OBJEKTIF
• Pendekatan yang memandang/memfokuskan perhatiannya pada karya sastra itu sendiri
• Karya sastra dianggap sebagai struktur yang otonom dan bebas dari hubungan dengan realitas, pengarang, dan pembaca
• Rene Wellek dan Austin Warren menyebutnya pendekatan intrinsik
• Kelemahan: menolak unsur-unsur ekstrinsik dalam karya sastra
• Perkembangan selanjutnya: STRUKTURAL
5. PENDEKATAN STRUKTURAL
• Pendekatan yang memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur itu sendiri.
• Pendekatan ini memahami karya sastra secara close reading (membaca
karya sastra secara tertutup tanpa melihat pengarangnya, realitas, dan
pembaca).
• Pendekatan struktural bertujuan membongkar dan memaparkan secermat,
seteliti, semendetil, dan semendalam mungkin keterkaitan dan
keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama
menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984)
Kritik terhadap Pendekatan Struktural (Teeuw, 1984)
1. New criticism secara khusus dan analisis struktur karya sastra
secara umum belum merupakan teori sastra, malahan tidak berdasarkan
teori sastra yang tepat dan lengkap, bahkan ternyata merupakan bahaya
untuk mengembangkan teori sastra yang sangat perlu.
2. Karya sastra tidak dapat diteliti secara terasing tetapi harus
dipahami dalam rangka sistem sastra dengan latar belakang sejarah.
3. Adanya struktur yang objektif pada karya sastra makin
disangsikan, sementara itu peranan pembaca selaku pemberi makna dalam
interpretasi karya sastra makin ditonjolkan dengan segala konsekuensi
untuk analisis struktural
4. Analisis yang menekankan otonomi karya sastra untuk menghilangkan
konteks dan fungsinya, sehingga karya itu dimenaragadingkan dan
kehilangan relevansi sosialnya
6. PENDEKATAN SEMIOTIK
• Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sistem tanda
• Sebagai ilmu tanda, semiotik secara sistematik mempelajari
tanda-tanda dan lambang (semeion, bahasa Yunani yang berarti tanda),
sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan (Luxemburg, 1984)
• Manusia selalu berada dalam proses semiosis, yaitu memahami sesuatu yang ada di sekitar sebagai sistem tanda
Pendekatan Semiotik (lanjutan)
• Tanda terdiri dari 2 aspek, yaitu:
– Penanda: hal yang menandai sesuatu
– Petanda: referent yang diacu atau dituju oleh tanda tertentu
• Bahasa dan sastra merupakan sistem tanda. Bahasa sebagai sistem
tanda tingkat pertama dan sastra merupakan sistem tanda tingkat kedua
Semiotik Tingkat Pertama dan Kedua
• Bahasa merupakan sistem semiotik tingkat pertama
– Penanda: kata
– Petanda: makna (dalam arti normatif)
– Contoh: kursi bermakna tempat untuk duduk
• Sastra merupakan sistem semiotik tingkat kedua
– Penanda: bahasa dan unsur struktural
– Petanda: makna (ditentukan oleh konvensi sastra)
7. PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA
• Merupakan perkawinan ilmu sosiologi dan sastra
• Sosiologi adalah telaah yang objektif dan ilmiah tentang manusia
dan masyarakat, telaah tentang lembaga sosial dan proses sosial.
Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan,
bagaimana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada.
SASTRA
• Karya (ciptaan) manusia (sastrawan) yang mencoba memahami dan
menggambarkan kembali realitas yang terjadi dalam masyarakat,
diekspresikan melalui media bahasa.
• Sastra, khususnya novel, menyusup menembus permukaan kehidupan
sosial dan menunjukkan cara-cara manusia menghayati masyarakat dengan
perasaannya.
• Sastra merupakan institusi sosial, dokumen sosial yang mencatat
kenyataan sosial budaya suatu masyarakat pada masa tertentu, sarana
memahami realitas sosial, cermin realitas, model kehidupan.
SOSIOLOGI SASTRA
• Sosiologi sastra = sosio sastra = pendekatan sosiologis = pendekatan sosiokultural
• Adalah teori dan pendekatan terhadap karya sastra yang
menghubungkan karya sastra dengan aspek masyarakat, atau pendekatan
ekstrinsik yang lebih menjadikan hal-hal yang bersifat sosial
kemasyarakatan sebagai penjelas fenomena sosial
Latar belakang munculnya pendekatan sosiologi sastra:
• karya sastra tidak bisa dipahami secara utuh jika dipisahkan dari
lingkungan atau kebudayaan atau peradaban yang telah menghasilkannya
karena karya sastra tidak bisa terlepas dari realitas social yang
terjadi dalam masyarakat
• Sapardi Djoko Damono mengemukakan bahwa sastra tidak jatuh begitu
saja dari langit, tetapi ada hubungan antara sastrawan, karya sastra,
dan masyarakat
KLASIFIKASI SOSIOLOGI SASTRAMENURUT RENE WELLEK DAN AUSTIN WARREN
• Sosiologi pengarang --- memasalahkan status sosial, ideologi
sosial, dan lain-lain yang menyangkut pengarang sebagai penghasil
sastra, atau menjadikan latar sosial kemasyarakatan pengarang sebagai
salah satu faktor yang dipergunakan untuk menilai karya sastra
• Sosiologi karya sastra --- memasalahkan apa yang tersirat dan apa yang menjadi tujuan karya sastra
• Sosiologi pembaca dan pengaruh sosial karya sastra --- memasalahkan
seberapa jauh karya sastra itu memiliki pengaruh terhadap masyarakat,
khususnya pembacanya, dan seberapa jauh pembaca, masyarakat itu,
terpengaruh oleh karya sastra yang dibacanya.
KLASIFIKASI SOSIOLOGI SASTRA MENURUT IAN WATT
• Konteks sosial pengarang --- berhubungan dengan posisi sosial sastrawan dan kaitannya dengan masyarakat pembaca
• Sastra sebagai cermin masyarakat --- sampai sejauh mana sastra dapat dianggap mencerminkan keadaan masyarakat
• Fungsi sosial sastra --- sampai seberapa jauh nilai sastra
berkaitan dengan nilai sosial dan sampai seberapa jauh nilai sastra
dipengaruhi oleh nilai sosial
KLASIFIKASI SOSIOLOGI SASTRAMENURUT UMAR JUNUS
• karya sastra sebagai dokumen sosial budaya
• penghasilan dan pemasaran karya sastra
• penerimaan masyarakat terhadap karya sastra
• pengaruh sosial budaya terhadap penciptaan karya sastra
• mekanisme universal seni, termasuk karya sastra
• strukturalisme genetik
8. PENDEKATAN RESEPSI SASTRA
• Memahami dan menilai karya sastra berdasarkan tanggapan para pembaca terhadap karya sastra tertentu
• Bentuk tanggapan pembaca terhadap karya sastra:
1. Tanggapan aktif: berupa komentar, kritik, ulasan, atau resensi terhadap karya sastra
2. Tanggapan pasif: bagaimana pembaca dapat memahami suatu karya
sastra dan menemukan hakikat estética di dalamnya --- tidak dapat
diketahui orang lain
Macam-macam Pendekatan Resepsi Sastra
1. Resepsi sastra eksperimental
2. Resepsi sastra lewat kritik sastra
3. Pendekatan melalui fisik teks
– Intertekstual
– Penyalinan
– Penerjemahan
– Penyaduran
Resepsi Sastra Eksperimental
• Dilakukan dengan studi lapangan. Pembaca memberikan tanggapannya
terhadap karya sastra dengan mengisi daftar pertanyaan. Jawaban yang
menunjukkan tanggapan para pembaca kemudian dianalisis secara sistematik
dan kuantitatif, dapat pula dipancing jawaban yang tidak terarah dan
bebas, kemudian dianalisis secara kualitatif.
• Hanya berlaku untuk teks-teks sastra masa kini
• Bertujuan mengungkapkan reaksi pembaca masa kini
Resepsi sastra lewat kritik sastra
• Dikembangkan oleh Felix Vodicka
• Kritikus dianggap sebagai penanggap utama dan khas karena dapat menetapkan konkretisasi (pemaknaan) karya sastra
Resepsi Sastra Melalui Fisik Teks
1. Pendekatan intertekstual
– Dikembangkan oleh Gauss
– Membandingkan karya sastra dengan karya yang menjadi hipogramnya (karya yang menjadi latar penciptaan karya lain)
2. Penyalinan
– Biasanya dilakukan pada karya sastra lama pada bidang filologi (pengkajian naskah kuno)
– Misalnya karya sastra Melayu yang kebanyakan disimpan dalam naskah salinan
3. Penyaduran
– Naskah Malin Kundang, Romeo dan Juliet yang banyak disadur oleh para pengarang
4. Penerjemahan
– Pengalihan teks dari bahasa satu ke bahasa lain
9. PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA
Perkawinan ilmu psikologi dan sastra
Pengertian psikologi sastra menurut Wellek dan Warren (1990):
• studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi --- psikologi seni
• studi proses kreatif --- psikologi seni
• studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya
sastra (menginterpretasikan dan menilai karya sastra dengan psikologi)
--- psikologi sastra
• mempelajari dampak sastra pada pembaca --- sosiologi pembaca
Manusia dalam sastra dan psikologi
• Sastra --- membicarakan manusia yang diciptakan pengarang (manusia imajiner)
• Psikologi --- membicarakan manusia yang diciptakan Tuhan secara riil hidup di alam nyata
Latar belakang psikologi sastra
• meluasnya perkenalan sarjana sastra dengan ajaran Freud yang mulai
diterbitkan dalam bahasa Inggris, yaitu The Interpretation of Dreaming
(Tafsir Mimpi) dan Three Contributions to A Theory of Sex (Tiga
Sumbangan Pikiran ke Arah Seks).
10. PENDEKATAN MORAL
• Pendekatan yang bertolak dari dasar pemikiran bahwa karya sastra
dapat menjadi media yang paling efektif untuk membina moral dan
kepribadian suatu kelompok masyarakat
• Moral : suatu norma, etika, konsep tentang kehidupan yang dijunjung tinggi oleh sebagian besar masyarakat.
Latar belakang munculnya pendekatan moral
• Pandangan yang mengatakan bahwa karya sastra yang baik selalu
memberikan pesan moral lepada pembaca untuk berbuat baik, yaitu mengajak
pembaca untuk menjunjung tinggi norma-norma sosial. Karya sastra
dianggap sebagai sarana pendidikan moral.
11. PENDEKATAN FEMINISME
• Pendekatan yang mendasarkan pada pandangan feminisme yang
menginginkan adanya keadilan dalam memandang eksistensi perempuan
• Lahirnya pendekatan feminisme tidak bisa dilepaskan dari gerakan feminisme di Amerika yang berkembang tahun 1700-an.
Awal mula lahirnya gerakan feminisme di Amerika
• Ungkapan all men are created equal pada deklarasi Amerika tahun
1776 mendapat tanggapan dari Women’s Great Rebellion dengan deklarasinya
all men and women are created equal. Pemerintah Amerika dianggap tidak
mengindahkan kepentingan kaum perempuan.
• Protes terhadap ajaran gereja yang menempatkan perempuan di bawah laki-laki.
• Martin Luther & John Calvin: laki-laki dan perempuan bisa
berhubungan langsung dengan Tuhan, tetapi perempuan tidak layak
bepergian, wanita harus tinggal di rumah dan mengatur rumah tangga
• Gereja Katolik --- perempuan adalah makhluk yang kotor dan wakil
iblis, di gereja hendaknya perempuan diam dan tidak diizinkan berbicara,
para istri hendaknya tunduk kepada suami
• Konsep sosialisme dan Marxis --- perempuan merupakan suatu kelas
dalam masyarakat yang ditindas oleh kelas lain, yaitu kelas laki-laki
Aliran Feminisme
• Meskipun berbagai aliran feminisme memiliki teori dan ideologi yang
beragam tetapi semua berangkat dari kesadaran yang sama akan penindasan
dan pemerasan perempuan dalam masyarakat. Berbagai aliran aliran
tersebut adalah:
– feminisme liberal
– feminisme radikal
– feminisme marxis
– feminisme sosialis
Ragam kritik sastra feminis
• kritik sastra feminis ideologis --- memfokuskan perhatian pada
citra serta stereotipe wanita dalam karya sastra, meneliti
kesalahpahaman tentang wanita dan sebab-sebab mengapa wanita swing tidak
diperhitungkan dalam kritik sastra
• kritik sastra feminis genokritik --- meneliti sejarah karya sastra
wanita, gaya penulisan, tema, genre, struktur tulisan wanita,
kreativitas penulis wanita, profesi penulis wanita sebagai sebuah
perkumpulan, serta perkembangan dan peraturan tradisi penulis wanita
• kritik sastra feminis sosialis-Marxis --- meneliti tokoh-tokoh
wanita dari sudut pandang sosialis, yaitu kelas-kelas masyarakat
Ragam kritik sastra feminis (lanjutan)
• kritik sastra feminis psikoanalitik --- memfokuskan kajian pada
tulisan-tulisan wanita karena para feminis percaya bahwa pembaca wanita
biasanya mengidentifikasikan dirinya pada si tokoh wanita, sedangkan
tokoh wanita tersebut pada umumnya merupakan cermin penciptanya
• kritik sastra feminis lesbian --- meneliti penulis dan tokoh wanita
saja, diawali dengan mengembangkan suatu definisi yang cermat tentang
makna lesbian, kemudian mengidentifikasi penulis dan karya-karya lesbian
• kritik sastra feminis ras/etnik --- kritik yang membatasi
kajiannya pada penulis wanita etnik dan karyanya (dilatarbelakangi oleh
kaum feminisme etnik Amerika yang mengalami deskriminasi seksual dan
rasial)
Komentar
Posting Komentar