Jumat, 09 April 2021

KTI Elektromedik: Rancang Bangun Alat Pengukuran Suhu Tubuh Digital Berbasis Non Contact Berbasis Arduino Uno


 BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

Suhu tubuh merupakan kondisi temperatur yang dialami oleh tubuh. Perubahan suhu tubuh dapat terjadi apabila tubuh dalam kondisi tidak sehat. Demam termasuk salah satu hal yang menyebabkan perubahan suhu tubuh. Demam mengacu pada peningkatan suhu tubuh seseorang di atas suhu tubuh normal. Pada dasarnya suhu tubuh normal berkisar antara 36,5 ‘C sampai 37,2 ‘C namun suhu tubuh tersebut dapat berubah jika seseorang sedang tidak sehat, memakai baju berbahan tebal atau sedang melakukan aktifitas fisik yang cukup berat seperti olahraga.

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas atau dingin temperatur yang dimiliki oleh suatu zat. Dalam hal ini, suhu tubuh memiliki temperatur  yang rendah maupun tinggi. Itu semua bergantung pada metabolisme tubuh. Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk melihat dan menilai kondisi metabolisme tubuh sebab metabolisme tubuh menghasilkan panas

Untuk mengetahui temperatur suhu tubuh seseorang dibutuhkan suatu alat yang dapat memberikan informasi tentang keadaan suhu tubuh. Sebab mengetahui tubuh seseorang tidak bisa dilakukan dengan cara manual seperti meraba namun harus dilakukan pemeriksaan dengan alat yang tepat. Di dunia medis pengukuran suhu sering menggunakan thermometer. Ada banyak jenis termometer yang dipakai dalam membaca suhu tubuh seseorang namun yang paling sering digunakan adalah termometer analog atau yang sering disebut dengan termometer air raksa.

Termometer air raksa hingga saat ini masih digunakan untuk mengukur suhu tubuh sebab termometer ini sangat mudah didapatkan sebab pemakaiannya yang praktis dan mudah. Air raksa yang ada dalam termometer adalah zat pengantar panas yang baik sehingga dapat menunjukan keadaan suhu tubuh seseorang melalui beberapa nilai indikator yang tertera pada tabung termometer. Walaupun demikian termometer ini memiliki kelemahan saat melakukan pengukuran suhu tubuh. Adapun kelemahannya dari termometer air raksa yaitu hasil pengukuran kurang akurat dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat melihat hasil pengukurannya. Waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui suhu tubuh seseorang saat diperiksa menggunakan termometer air raksa ini yaitu lebih kurang sekitar 5 menit hingga 6 menit.

Saat ini telah banyak dikembangkan termometer menggunakan infrared. Termometer ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi selain itu waktu pengukuran lebih cepat yaitu sekitar 5 detik. Termometer infrared tidak perlu dijepitkan kebagian tubuh tapi cukup didekatkan saja ke tubuh maka hasil pemeriksaan suhu tubuh akan muncul dalam bentuk digital. Dari kasus di atas munculah ide untuk membuat alat pengukuran suhu digital non contact. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik mengambil judul “Rancang Bangun Alat Pengukuran Suhu Tubuh Digital Berbasis Non Contact Berbasis Arduino Uno”.


1.2    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia tanpa melakukan kontak langsung dengan pasien menggunakan sinar infra merah kemudian hasil pengukuran suhu ditampilkan dalam bentuk digital pada layar display.

1.3    Batasan Masalah

Supaya perencanaan dan penyusunan karya tulis ini menjadi lebih spesifik penulis membatasi pokok-pokok pembahasan yang sesuai dengan judul yang diajukan. Penulis membatasi masalah hanya pada poin berikut ini.

  1. Menggunakan mikrokontroler arduino uno
  2. Menggunakan sensor suhu jenis MLX-90614 yang sudah dirancang dalam bentuk modul GY-906

1.4    Metodologi Penelitian

Dalam membuat karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian yaitu

  1.  Mencari informasi tentang alat termometer digital infrared
  2. Studi pustaka untuk mencari referensi yang sesuai dengan data yang dibutuhkan dan permasalahan yang dibahas
  3. Perencanaan pembuatan alat
  4. Melakukan percobaan dan pengujian pada alat
  5. Analisa data yaitu dengan membandingkan antara hasil pengukuran yang diperoleh dari alat yang dibuat dengan alat keluaran pabrik
  6. Menyusun laporan

1.5    Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini disajikan dalam beberapa bab yaitu.

BAB I PENDAHULUAN

Memberi gambaran singkat mengenai latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan masalah metodologi penelitian dan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teori dasar yang memuat tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan dan mendukung untuk memecahkan masalah penelitian terapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Merencanakan Blok diagram dan alur kerja dari alat yang dibuat serta komponen-komponen yang digunakan pada karya tulis ini

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Berisi Pengujian dan menganalisa Rangkaian Alat yang dibuat dan direalisasikan

BAB V PENUTUP
Berisi Kesimpulan dan Pembahasan secara keseluruhan yang ada dalam karya tulis ini

Sabtu, 13 Maret 2021

Contoh proposal: Makna Tradisi Baarak Baduo Bagi Masyarakat Dalam Upacara Perkawinan Di Jorong Lubuk Gadang Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat

 BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Di dalam kehidupan manusia dilengkapi oleh banyak tradisi. Sejalan dengan prinsip tradisi, tradisi adat mempunyai kecendrungan untuk merajuk kepada tradisi para leluhur dalam menghubungkan antara  apa  yang terjadi dimasa lampau atau masa sekarang yang mempunyai nilai-nilai tradisional(Lukito 2012:16). 

Tradisi adalah  kebiasaan turun- temurun  sekelompok masyarakat berdasarkan nilai-nilai budaya yang bersangkutan ( Mulyana, 2005:123).   Adapun upaya masyarakat untuk mempertahankan kebiasaan tersebut adalah jika kebiasaan tersebut relevan dengan kebutuhan masyarakatnya, namun kebiasaan tersebut dapat ditinggalkan karena tidak dapat dijalankan  sebagai pola prilaku masyarakatnya. 

Salah satu tradisi yang terdapat  dalam masyarakat adalah tradisi dalam perkawinan, perkawinan yang mempunyai makna penting, maka dalam pelaksanaannya senantiasa dimulai dan disertai dengan berbagai upacara– upacara tradisional ( Setiady, 2009:225). Tradisi yang berkaitan dengan upacara perkawinan seringkali dilaksanakan  dalam  beberapa tahap yaitu tahap akad nikah seperti lamaran,  penentuan hari dan tanggal perkawinan serta prosesi- prosesi    yang akan dilakukan dalam pelaksanan upacara perkawinan tersebut ( Superyadi, 2009:3). Artinya setiap pelaksanaan tradisi dalam upacara perkawinan memiliki tahapan-tahapan tertentu dimana tahapan tersebut memiliki serangkaian acara, ritual dan tradisi adat. Tahapan tersebut yaitu ada tradisi  yang dilaksanakan sebelum upacara perkawinan.  


Begitu juga pada masyarakat Minangkabau yang memiliki tradisi- tradisi, tata cara hidup, dan nilai budaya tersendiri  yang membedakan dengan masyarakat lain. Khususnya tradisi tradisi perkawinan yang ada pada masyarakat  Jorong Lubuk Gadang Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat juga memiliki berbagai macam tradisi yang dilaksanakan dalam upacara perkawinan. Tradisi yang dilaksanakan sebelum upacara perkawinan yaitu, manjuoh merupakan persetujuan antara kedua belah pihak, dimana mereka satu sama lain berjanji untuk mengadakan perkawinan. Dalam acara pertunangan ini juga tempat penentuan kapan dilaksanakan mompoket boadik-adik. Mompoket boadik-adik  dilakukan dalam rangka musyawarah untuk mencari kapan dilaksanakan mondudukken induk-induk.

Tradisi mondudukken induk-induk dilaksanakan dalam rangka mecari dana untuk biaya pesta perkawinan dan musyawarah kapan dilaksanakan hari pernikahan. Dalam tradisi ini melibatkan ninik mamak, puti, dan masyarakat banyak. Pelaksanaank tradisi mondudukken induk- induk  di laksanakan pada malam hari setelah Sholat Iasya ( 8.00 WIB)  2 minggu sebelum hari perkawinan dilaksanakan. 

Tradis monikahgen dilaksanakan dalam rangka untuk menikahkan kedua calon pengantin dan menentukan kapan dilaksnakan upacara perkawinan. Pelaksanaannya monikahgen ini dilaksanakan setelah Sholat Isya (10.00 WIB)  menjelang  upacara perkawinan dilaksanakan. Tradisi ini melibatkan ninik mamak, puti, KUA dan masyarakat.  

Tradisi baarak baduo merupakan tradisi mengarak pengantin dengan tujuan mengumumkan kepada masyarakat bahwa mereka sudah sah menjadi suami istri,  dalam pelaksanakan tradisi ini yang terlibat adalah   anak daro dan marapulai. Anak daro di dampingi oleh seorang perempuan ( kawen anak daro) dan marapulai di dampingi oleh seorang laki- laki ( kawen mompolei), orang yang mendampingi anak daro dan marapulai orang yang sudah pernah menikah bukan dari pihak sumando ataupun pihak dari bako dan diiringi oleh  kaum bapak- bapak sebagai pemain musik tradisional disebut dengan badikia.
 
Sebelum melaksanakan tradisi itu maka harus mengorbankan satu ekor kambing untuk disembelih. Tradisi baarak baduo dilaksanakan saat  prosesi upacara perkawinan dan waktu pelaksanaanya sesudah sholat asyar,  kedua pengantin diarak mulai dari rumah pengantin perempuan sampai  dengan jarak  tidak ditentukan tapi hanya seberapa mampu kedua pengantinn, kedua pengantin harus diarak karena tradisi baarak baduo tersebut merupakan salah satu bagian dari adat masyarakat Lubuk Gadang. Jika  tradisi tersebut tidak dilaksanakan maka orang mengatakan perkawinannya tidak pakai adat atau upacara perkawinannya diadakan secara kecil- kecilan. Perkawinan tidak pakai adat merupakan perkawinan yang tidak melaksanakan tradisi adat yang sering dilaksanakan orang pada saat prosesi upacara perkawinan (Niniak mamak 23 juli  2015).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka akan dilakukannya penelitian  di Jorong Lubuk Gadang  Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat dengan judul “ Makna Tradisi Baarak Baduo Bagi Masyarakat Dalam Upacara Perkawinan di  Jorong Lubuk Gadang Nagari parik Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat.
1.2    Batasan dan Rumusan Masalah
Dalam sebuah kebudayaan yang berkembang ditengah masyarakat pastinya terdapat tradisi yang sudah turun temurun dan dijunjung tinggi oleh masyarakat dari generasi ke generasi. Tradisi tersebut merupakan sebuah upacara adat yang  dijaga oleh masyarakat dan selalu dilaksanakan, tradisi baarak baduo sebagai kebiasaan  yang dilakukan masyarakat Lubuk Gadang.
Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas , maka permasalahan penelitian ini adalah:
  1. Bagaimana proses pelaksanaan tradisi baarak baduo dalam upacara perkawinan  di jorong Lubuk Gadang?
  2. Apa makna tradisi baarak baduo  bagi masyarakat  dalam upacara perkawinan di jorong Lubuk Gadang?
1.3    Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka penelitian bertujuan untuk:
  1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan  tradisi baarak baduo dalam upacara perkawinan di jorong Lubuk Gadang
  2. Mendeskripsikan makna tradisi baarak baduo bagi masyarakat dalam upacara perkawinan di jorong Lubuk Gadang
 1.4    Manfaat Penelitian
  1. Secara akademis, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini untuk memperkaya kajian keilmuan terutama ilmu sosiologi yang membahas tentang kebudayaan masyarakat.
  2. Secara Praktis, berguna sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya,khususnya pihak- pihak yang terkait yang meneliti masalah ini lanjut dan lebih  dalam lagi. Di samping itu dapat juga menjadi bahan informasi tentang kebudayaan yang dimiliki masyarakat sehingga pemerintah dapat melakukan pemberdayaan masyarakat untuk melestarikan kebudayaan lokal.

Contoh Proposal: Analisis Swot Pengembangan Industri Gambir Di Kenagarian Siguntur Muda Kecamatan Koto Xi Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan

 BAB I

PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang

Perkembangan zaman membuat perubahan di berbagai bidang kehidupan. Perubahan tersebut  menciptakan peluang  dan tantangan. Salah satu perubahan dapat dilihat pada bidang pertanian. Pertanian semakin berkembang sehingga menciptakan banyak peluang. Seiring dengan hal itu bidang pertanian juga mendapat tantangan yang berarti. Petani bisa menciptakan lapangan kerja. Mereka bersaing menghasilkan produk-produk lokal terbaik. Namun bidang pertanian juga terkendala oleh perubahan iklim, serangan hama dan hewan pengganggu. Selain itu bidang pertanian juga harus mendapat dukungan dari pemerintah agar produksi pertanian dapat ditingkatkan



Industri gambir merupakan salah satu usaha yang perlu diperhitungkan dalam bidang pertanian dan perindustrian. Peran perkebunan gambir sangat menjanjikan jika dikelola dengan baik. Namun perhatian terhadap pengembangan tanaman gambir kurang mendapat respon sehingga produksi dan kualitas gambir sangat rendah. Mutu produksi tanaman gambir ditentukan oleh bagusnya usaha perawatan perkebunan dan pengolahan tanaman yang dilakukan. Usaha pengolahan perkebunan gambir merupakan suatu rangkaian yang cukup rumit. Pengolahan perkebunan gambir melalui banyak tahapan seperti pembukaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Sedangkan untuk memproduksi juga melalui serangkaian proses mulai dari pengepakan, perebusan, pencetakan penjemuran sampai menghasilkan produk gambir yang siap jual.

Pengolahan tanaman Gambir sampai saat ini masih dihasilkan oleh industri kecil yang masih bersifat tradisional. Pengolahan tananam gambir masih memakai tenaga manusia (manual). Proses pembuatannya juga masih menggunakan bahan bakar dari kayu. Selain memakan waktu yang cukup lama hal tersebut juga dapat merusak hutan. Untuk itu perkebunan gambir perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, baik dari pihak pemerintah maupun pihak swasta dan masyarakat agar komoditas tanaman gambir semakin meningkat. Sebab tanaman gambir memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi petani dan daerah. Gambir adalah komoditas penting  yang bernilai ekonomi tinggi. Industri gambir dapat meningkatkan perekonomian dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.

Menurut Fauza (1992) gambir dapat memberi kontribusi yang cukup berarti pada pendapatan petani daerah. Pengolahannya mulai dari bercocok tanam sampai hasil pemasaran masih dilakukan secara konvensional. Gambir merupakan  salah satu perkebunan rakyat yang bernilai tinggi untuk diusahakan secara komersial pada masa yang akan datang.

Permasalahan yang paling mendasar dalam pengolahan dan perawatan tanaman gambir yaitu kurangnya sarana dan prasarana. Masyarakat sampai saat ini masih menggunakan cara tradisional. Pengolahan dilakukan memakai tenaga manusia mulai dari penanaman, hasil produksi dan pemasaran. Pengolahan gambir dilakukan menggunakan alat dari kayu seperti paraku, hirok dan juga alat mencetak. Hal tersebut merupakan kelemahan yang terlihat dari petani gambir. Mereka tidak memiliki alat yang baik untuk mengolah gambir.

Salah satu daerah yang menggunakan cara tradisional mengolah gambir yaitu Kenagarian Siguntur Muda Kecamatan Koto XI Tarusan. Kenagarian Siguntur Muda terkenal dengan daerah penghasil gambir terbesar di Kecamatan Koto XI Tarusan. Hampir semua masyarakat bermata pencarian sebagai petani gambir. Namun pengolahan yang dilakukan masih menggunakan cara tradisional. Kekurangan sarana dan prasarana merupakan kelemahan petani di Kenagarian Siguntur Muda. Petani tidak memiliki alat yang modern. Mereka masih mengusahakan cara-cara tradisional menggunakan kayu bakar untuk merebus tanaman. Mereka merakit sendiri dan membuat sendiri alat untuk mengolah dan mencetak gambir. Selain itu petani terkendala oleh akses jalan yang tidak baik sehingga mempersulit proses produksi gambir.

Padahal jika dilihat dari hasil produksi, tanaman gambir setiap tahun bisa mencapai 100 ton pertahun (Dinas Pertanian Pesisir Selatan Tahun 2013). Hal tersebut merupakan produksi yang sangat besar. Selain itu luas wilayah areal perkebunan gambir menurut catatan di kantor Wali Nagari Siguntur Muda lebih kurang 732 ha. Hasil pertanian sangat mendukung sekali mengembangkan industri pertanian gambir di kenagarian Siguntur Muda. Jika hal tersebut dikelola dengan baik maka akan tercipta suatu kekuatan untuk menciptakan lapangan kerja dan hasil produksi yang lebih banyak. Perekonomian masyarakat akan terbantu dan kesejahteraan masyarakat dapat terjamin. Selain itu tentu merawat tanaman gambir tidak semudah yang dibayangkan. Banyak sekali ancaman yang harus dihadapi oleh petani. Ancaman-ancaman yang tidak terduga seperti bencana alam, hama tanaman, permainan tengkulak dan harga pupuk yang melambung tinggi membuat petani kewalahan. Mereka terbebani oleh biaya pupuk yang mahal, upah buruh yang terus meningkat, biaya perawatan kebun yang melambung tinggi dan akses jalan yang buruk sangat menyulitkan petani. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka peneliti tertarik untuk mengungkapkan pengembangan industri gambir di Kenagarian Siguntur Muda. Oleh karena itu peneliti menjadi tertarik meneliti tentang “analisis pengembangan industri gambir di Kenagarian Siguntur Muda Kecamatan Koto XI Tarusan.

1.2    Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah maka penelitian ini difokuskan pada analisis pengembangan industri gambir di Kenagarian Siguntur Muda Kecamatan Koto XI Tarusan.

1.3    Pertanyaan Penelitian
Supaya penelitian ini lebih terarah maka dibuatkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

  1.  Bagaimanakah kekuatan (strength) industri gambir di Kenagarian Siguntur Muda Kecamatan Koto XI Tarusan?
  2. Bagaimanakah kelemahan (weakness) industri gambir di Kenagarian Siguntur Muda Kecamatan Koto XI Tarusan?
  3. Bagaimanakah peluang (oportunity) industri gambir di Kenagarian Siguntur Muda Kecamatan Koto XI Tarusan?
  4. Bagaimanakah ancaman (threats) industri gambir di Kenagarian Siguntur Muda Kecamatan Koto XI Tarusan?


1.4    Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan penelitian yaitu untuk:

  1. Menganalisa kekuatan (strength) industri gambir di Kenagarian Siguntur Muda Kecamatan Koto XI Tarusan.
  2. Menganalisa kelemahan (weakness) industri gambir di Kenagarian Siguntur Muda Kecamatan Koto XI Tarusan.
  3. Menganalisa peluang (oportunity) industri gambir di Kenagarian Siguntur Muda Kecamatan Koto XI Tarusan.
  4. Menganalisa ancaman (threats) industri gambir di Kenagarian Siguntur Muda Kecamatan Koto XI Tarusan.

1.5    Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang dijelaskan maka penelitian ini dapat dimanfaatkan yaitu sebagai berikut.

  1. Sebagai syarat untuk untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan georgrafi program studi pendidikan geografi
  2. Menjadi salah satu bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan terutama yang berkaitan dengan pengembangan industri di Kenagarian Siguntur MudaKecamatan Koto XI Tarusan
  3. Menjadi sumber referensi bagi peneliti selanjutnya.


Contoh Proposa: Analisis Majas Dalam Kumpulan Puisi Selembar Catatan Lawas Karya B Irawan Massie

BAB I

 PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Puisi merupakan salah satu hasil karya sastra. Keberhasilan sebuah puisi tergantung pada kecakapan penyair dalam mengeksploitasikan bahasanya. Puisi disampaikan dengan bahasa yang indah dan menarik. Puisi biasanya terdiri atas larik, dan bait serta menggunakan gaya bahasa tertentu untuk menambah keindahan pada puisi. Pemilihan kata harus dilakukan setepat mungkin supaya bahasa puisi menjadi lebih indah dan menarik.

Majas merupakan salah satu unsur penting dalam puisi. Kehadiran majas berfungsi sebagai pemberi makna dan menimbulkan kesan indah pada puisi. Penggunaan majas dalam puisi menjadikan puisi memiliki banyak makna. Majas mempergunakan susunan kata-kata yang artinya sengaja disimpangkan dari susunan dan arti biasa dengan maksud mendapatkan kesegaran dan kekuatan ekpresi. Pada puisi, majas digunakan untuk menambah kesan indah agar pembaca menjadi tertarik dan terpikat oleh bahasanya. Majas merupakan ciri khas bahasa sastra. Itulah yang membedakan bahasa sastra dengan bahasa sehari-hari, yang mengandung licentia poetica (kebebasan penyair). Tidak heran jika puisi selalu dikaitkan dengan majas. 



Salah satu kumpulan puisi yang memanfaatkan majas adalah  Selembar Catatan Lawaskarya B Irawan Massie. Kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie banyak menggunakan majas dalam puisi-puisinya. Salah satunya bisa ditemukan pada puisi yang berjudul September berikut ini.

Rumput savannah mulai mengering

Genderang suku tertindas di kejauhan
Dibalik bukit-bukit malam

Angin dingin menyentuh tulang

Lewat hembusan seruling kayu
Lalu menetes satu-satu
Air mata rembulan
Di atas musim gugur

Puisi di atas merupakan salah satu dari 64 buah puisi yang ada dalam  kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas. Dalam puisi tersebut dapat dijumpai majas personifikasi yaitu majas yang membandingkan benda mati bisa bertindak seperti manusia. Dalam puisi di atas dikatakan bahwa angin dapat menyentuh tulang. Perbuatan menyentuhadalah perbuatan yang hanya bisa dilakukan oleh manusia sedangkan dalam puisi di atas, angin dikatakan dapat menyentuh tulang seperti yang dilakukan manusia. Hal itu berarti bahwa angin dapat melakukan perbuatan yang dilakukan manusia. Hal tersebut merupakan penanda adanya penggunaan majas personifikasi. Majas personifikasi di dalam puisi tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak majas yang ada di dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas. Dengan demikian masih banyak majas-majas yang belum teridentifikasi. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang majas di dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie supaya dapat diidentifikasi majas-majas yang digunakan oleh pengarang.

Salah satu usaha untuk mengetahui penggunaan majas yang digunakan pengarang dalam puisinya yaitu membaca dan memahami puisi tersebut. Dengan memahami sebuah puisi maka akan didapatkan gambaran mengenai majas yang digunakan pengarang dalam puisinya. Begitu penting dan menariknya peranan majas dalam puisi, sehingga unsur tersebut menjadi pusat perhatian untuk dianalisis. Hal itu disebabkan karena majas ikut memberi makna tersendiri dalam sebuah puisi.

    Selembar Catatan Lawas merupakan kumpulan puisi pilihan karya B Irawan Massie yang berkisah tentang kenangan masa lalunya. Puisi-puisi tersebut dipilih sebanyak 64 puisi oleh istri B Irawan Massie untuk memperingati hari kelahiran pengarang yang berulang tahun ke 64.B Irawan Massie atau Bung Irawan Massie lahir di Yogyakarta, di kota Solo 24 Oktober 1947. Dia sangat suka merangkai kata dan sangat menyukai dunia menulis. B Irawan Massie merupakan pengarang yang menganut aliran ekpresionisme. Aliran ekpresionisme merupakan aliran yang mengutamakan curahan batin secara bebas dalam menggali obyek yang timbul dari dunia batin, imajinasi dan perasaan. Pengarang cenderung mendistorasi kenyataan dengan efek-efek emosional. puisi-puisi B Irawan Massie lebih terlihat seperti ekploitasi kenyataan melalui perasaannya. Hal itulah yang mendasari bahwa B Irawan Massie adalah pengarang yang menganut aliran ekpresionisme. Pengarang mencurahkan perasaannya dengan bebas sehingga puisi-puisi dalam Selembar Catatan Lawas menjadi menarik untuk dibaca. Keunikan dari kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas yaitu gaya tifografi puisi yang cenderung berbentuk narasi. Hal tersebut sangat jarang dijumpai pada puisi-puisi lain. Narasi adalah gaya puisi B Irawan Massie sekaligus yang membedakan karya-karya B Irawan Massie dengan karya yang lainnya. Hal itulah yang membuat puisi ini menjadi menarik untuk dikaji.

Kegemaran B Irawan Massiemenulis puisi terlihat ketika karya-karyanya telah banyak diterbitkan dimedia massa. Dia mempublikasikan karyanya di majalah dan surat kabar mingguan terbitan Jakarta. Sebagian lagi disimpannya dalam ranah pribadinya, yang akhirnya diterbitkan dalam bentuk 2 kumpulan puisi yaituMusim Semi Yang Panjang  dan Rumah Kecil Di Bawah Matahari. (testimoniSelembar Catatan Lawas)

    Pembahasan mengenai puisi-puisi B Irawan Massie dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas sangat menarik bila dikaji lebih rinci lagi karena puisi-puisi yang ditulis B Irawan Massie banyak bernuansa Islam. Hal itu disebabkan karena B Irawan Massie dibesarkan dalam lingkungan islami yang cukup kental. Sehingga secara tidak langsung mempengaruhi puisi-puisi yang ditulis B Irawan Massie. Puisi B Irawan Massie banyak dipenuhi dengan pengalaman pribadinya. Karya-karyanya seakan menggugah jiwa. Bahasa-bahasanya pun sangat mudah dipahami. B Irawan Massie sangat senang menulis. Dia selalu menulis tentang cinta, kerendahan hati, kesejukan alam dan kedamaian hidupnya bersama anak dan istrinya. Hal itulah yang mendasari bahwa puisi-puisi B Irawan Massie  banyak mengandung majas. B Irawan Massie adalah sosok yang teduh. Keteduhan itu terpancar dari puisi yang ditulisnya. Kata-kata yang dirangkai di dalam puisi memiliki makna yang perlu direnungi. Bahasa yang digunakan dalam puisinya terdapat beraneka ragam majas, seolah ada makna yang tertentu yang ingin disampaikan kepada pembaca. (testimoniSelembar Catatan Lawas).

Penelitian ini bisa diimplikasikan pada pembelajaran puisi di sekolah. Siswa dapat belajar membaca puisi sekaligus mengetahui jenis-jenis majas yang sering digunakan pengarang dalam puisi. Implikasinya dapat diterapkan khususnya pada pembelajaran apresiasi puisi di sekolah. Landasan penelitian ini merujuk kepada salah satu materi yang tercantum dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan pada sekolah menengah pertama (SMP) kelas VII semester 2 (SK) Standar Kompetensi 13, yaitu memahamipembacaan puisi. (KD) 13. 2 Merefleksi isi puisi yang di-bacakan. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang analisis majas dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie.

B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada:

  1. Penggunaan majas perbandingan dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie.
  2. Penggunaan majas personifikasi dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie.
  3. Penggunaan majas metafora dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawaskarya B Irawan Massie.
  4. Penggunaan majas alegori dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawaskarya B Irawan Massie.
  5. Penggunaan majas parabel dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawaskarya B Irawan Massie.
  6. penggunaan majas fabel dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  1. Bagaimanakah penggunaan majas perbandingan dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie?
  2. Bagaimanakah penggunaan majas personifikasi dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie?
  3. Bagaimanakah penggunaan majas metafora dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawaskarya B Irawan Massie?
  4. Bagaimanakah penggunaan majas alegori dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawaskarya B Irawan Massie?
  5. Bagaimanakah penggunaan majas parabel dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawaskarya B Irawan Massie?
  6. Bagaimanakah penggunaan majas fabel dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie?

D. Tujuan Penelitian
      Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

  1. Mendeskripsikanpenggunaan majas perbandingan yang terdapat dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie.
  2. Mendeskripsikanpenggunaan majas personifikasi yang terdapat dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie.
  3. Mendeskripsikanpenggunaan majas metafora yang terdapat dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie.
  4. Mendeskripsikanpenggunaan majas alegori yang terdapat dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie.
  5. Mendeskripsikanpenggunaan majas parabel yang terdapat dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie.
  6. Mendeskripsikanpenggunaan majas fabel yang terdapat dalam kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie.

E. Manfaat Penelitian
      Hasil penelitian ini diharapkan dapat  berguna dan bermanfaat untuk berbagai pihak, baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.    Manfaat teoritis
        Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan pembaca                     tentang nilai-nilai moral dalam karya sastra
2.    Manfaat praktis

  1. Peneliti lainnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman untuk penelitian berikutnya dan dapat menambah wawasan tentang penelitian sastra.
  2. Pembaca, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang karya sastra.
  3. Penulis sendiri, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman penulis tentang majas.
  4. Bagi pendidikan, sebagai bahan pembelajaran atau media belajar khususnya bagi siswa dalam mempelajari puisi dan penggunaan majas di sekolah.

F. Batasan Istilah
    Sebagai acuan, perlu dibuat batasan istilah tentang penggunaan istilah-istilah penelitian. Istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian analisis majas dalam  kumpulan puisi Selembar Catatan Lawas karya B Irawan Massie adalah sebagai berikut:

  1. Puisi adalah karya sastra yang mengekpresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.
  2. Majas adalah penggunaan gaya bahasa yang artinya sengaja disimpangkan sehingga menimbulkan makna yang beragam.
  3. Selembar Catatan Lawas merupakan judul kumpulan puisi karya B Irawan Massie yang berisi 64 puisi pilihan.

Minggu, 24 Januari 2021

Contoh Proposal: citra perempuan dalam novel Senja Kaca karya Almino Situmorang

 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia memiliki kisah hidup yang beragam. Sebagian kisah hidup manusia diabadikan oleh pengarang ke dalam novel. Salah satu persoalan kehidupan yang menarik yaitu persoalan perempuan.Perempuan di mata sebagian orang selalu dianggap makhluk yang mudah menangis dan tidak sanggup menahan beban batin yang berat. Selama ini perempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah, perasa, dan sensitif.Mereka dipandang tidak mampu melakukan aktivitas seperti laki-laki. Perempuan juga tidak dapat menerima tekanan batin yang sangat keras.Hal itu dapat membuat perempuan merasa gelisah, cemas, tidak percaya diri, dan sering tidak stabil dalam emosi. Sehingga perempuan tidak mampu menunjukan citranya sebagai perempuan.

Citra perempuan berkaitan dengan gambaran tingkah laku yang dimiliki perempuan. Perempuan memiliki sifat anggun, lemah lembut, sopan santun dan bertutur kata dengan sopan. Sifat perempuan memberi gambaran secara jelas tentang citra yang dimiliki oleh perempuan. Citra perempuan mengacu pada wujud gambaran mental spiritual, dan tingkah laku keseharian perempuan yang menunjukan wajah dan ciri khas perempuan (Sugihastuti dan Adib, 2003:23). Dengan demikian citra perempuan berkaitan dengan semua aspek mental dan tingkah laku yang dimiliki oleh perempuan.

Permasalahan citra perempuan dapat dijumpai pada novel Senja Kaca karya karya Almino Situmorang. Novel Senja Kaca bercerita tentang kisah tiga orang perempuan kakak beradik. Cerita bermula saat Angelia gagal menikah karena calon suaminya meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan batu di tempat kerja calon suaminya. Mendengar kabar itu Angelia merasa shock dan papanya terkena stroke hingga jatuh sakit. Sampai suatu ketika tiba-tiba seseorang datang melamar Sondang adik bungsu Angelia. Hal tersebut membuat sakit papa Angelia bertambah parah hingga meninggal dunia.

Penggambaran tingkah laku tokoh perempuan dalam novel Senja Kaca karya Almino Situmorang memiliki kesamaan dengan perempuan di masa sekarang. Membaca novel Senja Kaca dapat memberikan informasi mengenai citra perempuan masa kini. Pembaca disuguhkan berbagai karakter dan peran perempuan. Karakter tersebut digambarkan dengan sangat menarik. Sehingga pembaca dapat mengungkapkan dan memahami citra perempuan yang ada pada tokoh perempuan dalam novel Senja Kaca karya Almino Situmorang.

Perempuan masa kini dihadapkan dengan permasalahan kesetaraan gender. Mereka berupaya menuntut agar setara dengan laki-laki dalam berbagai bidang. Perempuan masa kini cenderung berpikir bersikap terbuka dan berpikir kritis terhadap permasalahan yang terjadi disekitar mereka. Mereka tidak mau terpaut dengan masalah budaya atau adat istiadat yang ada di lingkungan mereka. Hal tersebut menjadi tolak ukur untuk meneliti citra perempuan dalam novel Senja Kaca karya Almino Situmorang.

Sebenarnya persoalan perempuan juga pernah dikemukakan dalam novel Asmara Di Atas Haram karya Zulkifili L. Muchdi. Namun persoalan perempuan hanya sampai pada pandangan perempuan sebagai muslimah yang baik. Asmara Di Atas Haramkarya Zulkifili L. Muchdi tidak menggambarkan perempuan sebagai anggota masyarakat yang harus berinteraksi dengan anggota masyarakat yang lain. Dalam novel Saman karya Ayu Utami juga mengemukakan masalah perempuan. Pada novel Saman karya Ayu Utami, perempuan hanya berperan sebagai istri dan anak. Istri sebagai pembantu rumah tangga dan anak sebagai manusia yang harus patuh pada orang tua. Namun tidak terlihat peran perempuan sebagai anggota masyarakat. Berbeda dengan novel Senja Kaca. Permasalahan perempuan tidak hanya mencakup persoalan rumah tangga, atau persoalan pribadi tapi juga menyangkut persoalan tata krama dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian novel Senja Kaca memaparkan persoalan perempuan yang cukup rumit. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi citra perempuan dalam novel Senja Kaca karya Almino Situmorang.

Novel Senja Kaca memiliki tokoh-tokoh perempuan yang diliputi masalah kehidupan masing-masing. Tokoh Aster berupaya menerima nasibnya saat adat memisahkannya dengan Paul, pria yang dicintainya. Cinta Aster pada Paul terhalang oleh peraturan adat yang membuat mereka tidak bisa menikah. Selain itu juga ada tokoh Sondang yang berupaya menjadi perempuan yang baik di mata suaminya dan di mata mertuanya. Sondang selalu mendapat tekanan dari mertuanya. Dia mendapat perlakuan yang kasar. Semua perintah mertuanya harus diturutinya. Dia tidak bahagia. Namun karena cintanya kepada suaminya, Sondang menuruti semua kemauan mertuanya dengan sabar. Tokoh Angelia mengalami trauma yang sangat hebat. Calon suaminya meninggal tertimpa reruntuhan tambang batu ditempat calon suaminya bekerja. Dia selalu bersedih atas kehilangan calon suaminya. Hal yang membuat Angelia paling sedih adalah ketika adiknya melangkahi dirinya untuk menikah lebih dulu. Angelia masih trauma mendengar kata pernikahan. Namun sebagai kakak dia menyadari bahwa adiknya telah menemukan jodohnya.

Perempuan-perempuan dalam novel Senja Kaca memiliki permasalahan yang cukup rumit. Tokoh-tokoh tersebut berusaha menjalankan perannya dengan sangat baik. Aster yang berperan sebagai kakak sekaligus sebagai adik berusaha menghargai adik dan kakaknya. Dia sangat sayang kepada adiknya. Aster juga sayang kepada kakaknya. Aster manyadari bahwa dia harus bersikap baik terhadap semua anggota keluarganya baik kepada kakaknya maupun kepada adiknya. Selain itu tokoh Sondang berusaha menjadi anak yang baik untuk keluarga. Dia berusaha menjadi menantu yang baik dan menjadi istri yang baik. Dia menjalani kedua perannya dengan baik. Kemudian tokoh Angelia berusaha menjadi kakak yang sabar. Dia tidak pernah melarang atau mencegah adiknya menikah. Dia berusaha menerima keputusan adiknya.

Perempuan dalam novel Senja Kaca adalah perempuan yang hidup di masa kini, tokoh perempuan di dalam novel Senja Kaca karya Almino Situmorang adalah perempuan yang pintar, perempuan yang tegar, tidak putus asa dan terpelajar. Mereka mengenal nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai budaya, tata karma serta nilai-nilai sosial. Novel Senja Kaca menghadirkan tokoh perempuan yang berpikir kritis, bebas namun tidak keluar dari norma-norma yang ada di dalam masyarakat.Tokoh Aster misalnya, walaupun dia sangat mencintai Paul tapi dia berusaha menerima kenyataan bahwa hubungannya dengan Paul tidak bisa dilanjutkan karena mereka satu marga. Mereka tidak bisa menikah secara adat. Aster menerima hal tersebut. Dia melepaskan Paul dan menerima kenyataan itu dengan ikhlas.

Tokoh Angelia juga mencerminkan perempuan masa kini. Dia adalah tokoh yang kuat sebagai perempuan. Walaupun Angelia sering gagal menikah namun dia tetap tegar menghadapi cobaan yang datang dalam hidupnya. Angelia tidak pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya sebagaimana yang sering dilakukan perempuan masa kini. Hal itu menandakan bahwa perempuan masa kini bukanlah perempuan yang lemah seperti yang dianggapkan orang pada umumnya. Tokoh Angelia membuktikan bahwa perempuan masa kini adalah perempuan yang tegar. Begitu pula halnya dengan tokoh Sondang, Sondang adalah seorang ibu rumah tangga yang selalu menghormati suami dan keluarga suaminya. Dia selalu menuruti kemauan mertuanya.Patuh terhadap suaminya.

Karakter perempuan yang terdapat dalam novel Senja Kaca perlu diidentifikasi lebih lanjut agar didapat gambaran mengenai citra perempuan yang terdapat pada tokoh perempuan dalam novel Senja Kaca karya Almino Situmorang. Almino Situmorang merupakan salah seorang penulis perempuan Indonesia. Dia sudah banyak menulis karya berupa novel. Novel-novel yang pernah ditulisnya yaitu Kau Tak Perlu Mencintaiiku, Karena Ku Tahu Kau Begitu, Sparks, Terkepung Tiga Cinta, Senja Kaca dan Spring. Pada novel Senja Kaca, Almino sangat pintar memaparkan persoalan perempuan dengan sangat detail. Seolah kisah tokoh perempuan dalam novel menceritakan tentang dirinya sendiri.

Sebagai bahan ajar, landasan penelitian ini merujuk kepada salah satu materi yang tercantum dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) pada SMA (Sekolah Menengah Atas) kelas XI semester 2 SK (Standar Kompetensi) 15, yaitu memahami biografi, novel, dan hikayat. KD (Kompetensi Dasar) 15.2 membandingkan unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia, terjemahan, dan hikayat.

 
B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini difokuskan pada citra perempuan pada 3 tokoh perempuan dalam novel Senja Kaca karya Almino Situmorang.
 
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut.
  1. Bagaimanakah citra perempuan sebagai individu pada tiga tokoh perempuan dalam novel Senja Kaca karya Almino Situmorang?
  2. Bagaimanakah citra perempuan sebagai masyarakat sosial pada tiga tokoh perempuan dalam novel Senja Kaca karya Almino Situmorang?
D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini berguna untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah di atas. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu:
  1.  Mendeskripsikan citra perempuan sebagai individu pada tiga tokoh perempuan dalam novel Senja Kaca karya Almino Situmorang.
  2. Mendeskripsikan citra perempuan sebagai masyarakat sosial pada tiga tokoh perempuan dalam novel Senja Kaca karya Almino Situmorang?
 
E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat  berguna dan bermanfaat untuk berbagai pihak, baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.      Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan pembaca tentang citra perempuan dalam karya sastra.

2.      Manfaat Praktis
  1. Peneliti lainnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman untuk penelitian berikutnya dan dapat menambah wawasan tentang penelitian sastraPembaca, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang karya sastra.
  2.  Penulis sendiri, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dalam menganalisis suatu karya sastra terutama novel.
F. Batasan Istilah

Untuk dapat lebih memudah memahami penelitian ini. Berikut istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini yaitu
  1.  Citra perempuan merupakan sebagai wujud gambaran mental dan tingkah laku perempuan yang menunjukan ciri khas perempuan (Sugihastuti dan Adib, 2003:23)
  2. Novel merupakan beberapa kesatuan permasalahan yang membentuk rangkaian permasalahan disertai faktor sebab akibat (Muhardi dan Hasanudin WS, 1992:6)
  3. Novel Senja Kaca merupakan novel karya Almino Situmorang yang terbit tahun 2012 yang menceritakan tiga tokoh perempuan dalam menggapai impian dan tujuan hidupnya.

Contoh Proposal: Pengaruh Tingkat Pendidikan, pelatihan, dan Disiplin Kerja Terhadap Pengembangan karier pegawai di Balai Diklat Pertanian Padang”.

 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia sangat penting bagi organiasi dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya manusia di organisasi perlu dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi. Sumber daya yang berkualitas dan loyalitas akan bisa meningkatkan kinerja dan Tujuan organisasi.

Untuk menetapkan kinerja yang optimal diperlukan adanya pemberian  pendidikan yang baik, sebab pendidikan dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan meningkatkan pengetahuan serta loyalitas kerja. Pelatihan diberikan karena pada dasarnya pegawai yang bekerja terdiri dari orang-orang yang berbeda latar belakang pendidikan, status sosial ekonomi dan sebagainya yang akhirnya akan bekerja sama pada satu lingkungan kerja yang sama Maksud dari pengertian sebuah fungsi pendidikan yaitu dapat dirasakan nya atau dimanfaatkannya hasil sebuah pendidikan.

Fungsi utama sebuah pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian serta peradapan yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan atau dengan kata lain pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasan nya Pendidikan diartikan sebagai pendidikan formal yang dicapai atau diperoleh dibangku sekolah. Pendidikan formal yang ditempuh merupakan modal yang amat penting karena dengan pendidikan seseorang mempunyai kemampuan dan dapat dengan mudahmengembangkan diri dalam bidang kerjanya. (Andrew E Sikula dalam Hesti Wulansih, 2014:6).

Aspek yang berikutnya adalah pelatihan. Setelah pegawai menyelesaikan pendidikan secara formal sebaiknya diikuti dengan pelatihan pegawai itu sendiri. Pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan intelektual dan kepribadian manusia (Andrew E Sikula dalam Hesti Wulansih, 2014:7). Pelatihan dengan maksud dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku,keterampilan lebih baik, sehingga mereka mampu bekerja lebih efektif dan efesien, dan akhirnya karyawan tersebut mendapat penilaian kerja yang baik pula. Pelatihan secara singkat didefinisikan  sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja di masa mendatang (Rivai, 2014:35).

Disiplin merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu organisasi atau perusahaan dan mempertahankan atau melangsungkan kehidupannya. Hal ini disebabkan hanya dengan disiplin yang tinggi suatu organisasi dapat berprestasi tinggi. Oleh sebab itu setiap pegawai harus lebih meningkatkan kedisiplinan dalam menaaati peraturan atau kebijakan pada instansi demi terlaksananya kedisiplinan yang tinggi. Disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya. (Ardana, 2014:68)

Itulah agar setiap pegawai dapat meningkatkan kariernya, maka pegawai tersebut harus berusaha keras mengelola diri, bukan pasrah kepada nasib dan bukan juga bermain dengan kolusi dan nepotisme. Agar dalam usaha tersebut tidak sia-sia, berjalan dalam rel yang sebenarnya, maka karier harus direncanakan. Dengan adanya perencanaan karier yang baik dalam rangka mengembangkan karier diri, maka seseorang akan dapat membuat taktik, apa yang harus untuk meraih jenjang tertentu. Pengembangan karier mempunyai berbagai manfaat karier dilakukan jangka panjang yang membantu pegawai untuk tanggung jawab lebih besar di waktu yang akan datang. Para pegawai harus dilatih dan dikembangkan dibidang tertentu untuk mengurangi dan menghilangkan kebiasaan kerja yang jelek atau untuk mempelajari ketrampilan baru yang akan meningkatkan kinerja mereka. Untuk memenuhi tantangan tersebut, diperlukan kemampuan yang tinggi dari para pegawai.

Balai Diklat Pertanian Padang merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di bidang pelatihan pertanian yang berada di bawah Kementerian Pertanian Indonesia. Kantor Balai Diklat Pertanian Padang terletak di Bandar buat yang bertanggung jawab kepada kepala badan pengembangan sumber daya manusia pertanian, yang secara teknis dibina oleh kepala pusat pengembangan pelatihan pertanian. Untuk memberi pelatihan dan penyuluhan kepada petani.

Dalam hal memberi pelatihan dan penyuluhan kepada petani tentu sangat dibutuhkan keterampilan serta Ilmu-ilmu khusus pertanian. Seperti penguasaan materi pertanian, menguasai keterampilan pertanian serta mempu berkomunikasi dengan baik kepada para petani saat berada di lapangan sehingga apa yang ingin disampaikan kepada petani dapat dilaksanakan dengan baik.

Melihat peran yang dilakukan oleh pegawai Kantor Balai Diklat Pertanian Padang tentu itu tidak terlepas dari peran pendidikan. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi tentu akan lebih mudah baginya dalam mengembangan karir di bidang pertanian. Tingkat pendidikan dapat menjadi tolak ukur untuk mengetahui pemahaman seseorang dalam dunia kerja. Mereka akan berupaya melakukan yang terbaik untuk mengembangkan karirnya. Sehingga mereka dapat dengan mudah menjalankan tugas tugasnya dan menunjukan Loyalitasnya kepada organisasinya.

Tabel 1

Jumlah Pegawai Yang Mengalami Kenaikan Jabatan di Balai Diklat Pertanian Padang tahun 2013-2017



Tahun

Total pegawai

Total pegawai

Yang mengalami kenaikan jabatan

Persentase(%)

2013

31

3

9.6

2014

30

1

3.3

2015

35

2

5.7

2016

32

2

6.2

2017

34

4

1.1


                Sumber: Balai Diklat Pertanian Padang

Berdasarkan pernyataan di atas, tidak semua pegawai pertanian yang mengalami kenaikan pangkat. Hal ini jelas terdapat perbedaaan dalam pengembangan karier pegawai. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengembangan karir mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pendidikan, pelatihan dan disiplin kerja. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi organisasi dalam hal pencapaian tujuan dalam. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka penulis mengajukan sebuah penelitian dengan judul “ Pengaruh Tingkat Pendidikan, pelatihan, dan Disiplin Kerja Terhadap Pengembangan karier pegawai di Balai Diklat Pertanian Padang”.

1.2 Identifikasi Masalah
        Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat permasalahan sebagai berikut :
  1. Dukungan dari Organisasi yang diberikan masih kurang maksimal sehingga memungkinkan kurangnya pengembangan karir pegawai Balai Diklat Pertanian Padang.
  2. Masih kurangnya penyesuaian diri pegawai Balai Diklat Pertanian Padang pada perkembangan yang yang terjadi.
  3. Masih adanya pegawai yang belum menguasai kompetensi yang sesuai dengan jabatan.
  4. Pengembangan karier pegawai belum maksimal.
  5. Masih rendahnya Disiplin kerja pegawai Diklat Pertanian Padang.
  6. Kurangnya dukungan yang diberikan organisasi dapat menyebabkan terhambatnya pengembangan karier pegawai Diklat Pertanian Padang.
  7. Ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang dirasakan oleh pegawai karena faktor dukungan yang diberikan organisasi yang masih rendah pada pegawai Diklat Pertanian Padang.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mencapai sasaran dan terarahnya dalam penulisan penelitian ini maka penulis akan membatasi masalah ini dengan tingkat pendidikan sebagai variabel bebas (X1) Pelatihan sebagai variabel bebas (X2), disiplin sebagai variabel bebas (X3), pengembangan karir  sebagai variabel terikat intervening (Y1)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian sebagai berikut :
 
  1. Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap pengembangan karier pegawai Balai Diklat Pertanian Padang?
  2. Bagaimana pengaruh pelatihan terhadap pengembangan karier pegawai  di Balai Diklat Pertanian Padang?
  3. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap pengembangan karier pegawai Balai Diklat Pertanian Padang?
  4. Bagaimana pengaruh pendidikan, pelatihan dan disiplin kerja terhadap pengembangan karier pegawai di Balai Diklat Pertanian Padang?

1.5  Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1  Tujuan Penelitian

Bertolak dari permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu sebagai berikut :
 
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap pengembangan karir pegawai di Balai Diklat Pertanian Padang.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pelatihan terhadap pengembangan karir pegawai di Balai Diklat Pertanian Padang.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Disiplin terhadap pengembangan karir pegawai di Balai Diklat Pertanian Padang.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tingkat Pendidikan, pelatihan, dan Disiplin terhadap pengembangan karir pegawai di Balai Diklat Pertanian Padang.


1.5.2 Manfaat Penelitian

1)        Bagi Penulis

Proses serta hasil ini sangat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan sehubungan dengan ilmu yang penulis dapat dan tekuni serta dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menganalisa Pengaruh Tingkat Pendidikan, pelatihan, dan Disiplin Kerja Terhadap Pengembangan karir karyawan Balai Diklat Pertanian Padang. serta hasil penelitian ini juga sangat berguna bagi peneliti dalam menuju ke dunia usaha yang sebenarnya.


2)      Bagi perguruan tinggi

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan penambah kontribusi pada studi konsentrasi manajemen sumber daya manusia dan acuan dari penelitian mengenai Tingkat Pendidikan, pelatihan, dan Disiplin Kerja yang mempengaruhi pengembangan karir karyawa

3) Bagi Pembaca

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang membaca nya khusus nya bagi yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini bisa menjadi dasar atau referensi untuk penelitian selanjut nya dan juga dapat menambah pustaka bagi mereka yang mempunyai minat untuk mendalami pengetahuan dalam bidang Sumber Daya Manusia.


4)      Bagi Perusahaan atau Instansi Pemerintah

Untuk dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada Balai Pelatihan Diklat Pertanian Padang berkaitan dengan pengembangan karir yang harus didapatkan pegawai. Sehingga mereka dapat meningkatkan kinerjanya dalam bekerja dengan harapan tercapainya tujuan organisasi seperti yang diinginkan

Privacy Policy

 <h1>Privacy Policy for Ujung Pena Secuil Tinta</h1> <p>At Ujung Pena Secuil Tinta, accessible from https://wigisutrisno.b...